Sebelum Tewas, Mousa Dipukuli dan Ditendangi Tentara Inggris

Garry Reader, seorang mantan tentara Inggris yang pernah bertugas di Irak untuk pertama kalinya mengakui bahwa ia melihat dua rekannya menyiksa seorang warga Irak yang berada dalam tahanan beberapa saat sebelum akhirnya tahanan itu menghembuskan napas terakhir.

Reader mengungkapkan hal tersebut dalam di pengadilan sipil atas kasus penyiksaan yang dilakukan pasukan Inggris di Irak. Reader mengatakan, sebelumnya ia tidak berani mengatakan yang sebenarnya karena takut karirnya terhambat. Tapi ia menyatakan yakin dua rekannya sesama tentara bernama Donald Payne dan Aaron Cooper yang menyebabkan warga Irak, Baha Mousa tewas pada bulan September 2003.

Menurut Reader, kedua rekannya itu menendangi dan memukuli Mousa meski kondisi Muousa sudah kritis. Ketika Mousa tak bergerak lagi, Reader mengaku mencoba memberikan bantuan napas buatan. Tapi Mousa ternyata sudah meninggal dunia.

Pasukan Inggris menangkap Mousa dan sembilan warga sipil Irak lainnya di sebuah hotel di Basra pada tahun 2003 dan dijebloskan ke dalam penjara militer Inggris di kota itu. Mousa yang ketika itu berusia 26 tahun adalah pegawai administrasi di hotel tersebut. Sehari setelah ditangkap, Mousa, ayah dua anak itu diberitakan tewas dengan 93 luka di seluruh bagian tubuhnya. Tulang rusuk Musa retak dan batang hidungnya patah.

Donald Payne sudah dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer Inggris pada tahun 2006 dan menjadi tentara Inggris pertama yang dituduh melakukan kejahatan perang karena telah memperlakukan warga sipil Irak semena-mena. Payne dipecat dari kemiliteran dan divonis setahun hukuman penjara di lembaga pemasyarakatan sipil. Sedangkah enam tentara Inggris lainnya dinyatakan bebas dari segala tuduhan dalam pengadilan militer tahun 2007.

Dalam pengadilan yang berlangsung di London, Reader menyatakan ia tidak melihat Mousa sebagai orang yang membahayakan dan Mousa tidak pernah mencoba melarikan diri. "Saya mendengar Mousa menjerit-jerit. Tak tega melihat perlakuan terhadap Mousa, saya memilih meninggalkan ruangan tempat Mousa disiksa," kata Reader.

Saat kembali ke ruangan 10 menit kemudian, ia melihat Mousa sudah tergeletak di lantai, tak bergerak. Ia mencoba memberikan bantuan napas buatan untuk menolong Mousa, tapi Mousa ternyata sudah tewas.

Pada Juli 2007, Reader keluar dari dinas kemiliteran. Di pengadilan, Reader menyatakan merasa sudah siap bicara apa adanya setelah enam tahun menyimpan rahasia tentang peristiwa itu. "Di pengadilan militer, saya masih seorang tentara yang aktif dan punya keluarga. Saya cuma ingin melindungi keluarga saya. Saya tidak mau ada aksi balas dendam. Itulah sebabnya saya memilih diam," ujar Reader.

Selain Reader, seorang mantan tentara Inggris bernama Gareth Aspinall juga memberikan kesaksian dalam pengadilan hari Senin kemarin. Aspinall menyatakan melihat jenazah Mousa ditandu dan mendengar Payne berkata "jika ada orang yang bertanya, katakan saja dia (Mousa) gantung diri."

Pengadilan publik di London masih akan melanjutkan proses persidangan ini. Atas insiden yang menimpa Mousa, Departemen Pertahanan Inggris sudah bersedia untuk membayar kompensasi pada keluarga Mousa sebesar 5 juta dollar, termasuk kompensasi pada warga Irak lainnya yang menjadi korban penyiksaan pasukan Inggris pada tahun 2003. (ln/bbc/alternet)