Seniman Israel Kurang Kerjaan : Lukisan Klasik Ditempel Foto Para Pelaku Bom Syahid

Sebuah pameran seni Israel menampilkan foto-foto para Muslimah pelaku bom syahid Palestina telah disisipkan pada sebuah lukisan klasik yang berjudul "Madonna dengan seorang anak", namun akhirnya pameran tersebut dibatalkan setelah mendapat protes dari keluarga korban.

Pameran seni yang berjudul "Ferror (Female Terrorism)" diselenggarakan oleh dua orang seniman Israel, memperlihatkan tujuh wajah muslimah Palestina yang telah melakukan aksi bom syahid dan ditempelkan wajah-wajah mereka tersebut pada lukisan-lukisan terkenal dari lukisan perawan Maria.

Baik penyelenggara maupun para seniman yang dihubungi belum memberikan komentar terhadap pameran tersebut, tetapi beberapa jam sebelum direncanakannya pembukaan pameran – para pekerja terlihat mengeluarkan lukisan dari dinding-dinding galeri Tel Aviv.

Berita tentang rencana pameran itu, menjadi halaman depan harian terbesar Israel Yediot Aharonot di bawah judul "Teroris Suci", telah menimbulkan kemarahan dan seruan untuk itu dibatalkan.

"Kami harus mendapat kejelasan terhadap apa yang dilakukan para seniman ini, yang berpikir bahwa menggunakan pelaku bom bunuh diri sebagai sebuah seni, mereka telah menyakiti banyak orang," kata Yossi Tzur anak dari salah satu korban yang terbunuh pada peristiwa pemboman bis pada tahun 2003 kepada radio publik.

"Ini bukan subjek yang harus digambarkan secara positif. Mereka ini adalah monster yang telah membunuh puluhan orang," Yossi Tzur menambahkan, dan dirinya telah mengajukan pengaduan kepada kepolisian dengan menyatakan bahwa pameran seni tersebut merupakan hasutan yang mengarah kepada kekerasan.

Dalam lukisan-lukisan tersebut para seniman Israel telah mengambil gambar-gambar para pelaku pengeboman dalam busana muslimah dan menempelkannya pada lukisan-lukisan klasik seperti ‘Madonna dan seorang anak" yang dibuat oleh seorang seniman Italia masa renaisans – Raphael.

Para pembela seniman Israel mengatakan bahwa pameran lukisan tersebut dimaksudkan untuk memeprtanyakan bagaimana wanita-wanita ini bisa menjadi pelaku bom bunuh diri.(fq/aby)