Serangan Bom di Irak Tewaskan Pasukan Keamanan Inggris

Seorang pembom mobil ‘bunuh diri’ menabrak sebuah konvoi yang membawa karyawan perusahaan Inggris di Irak utara pada hari Senin kemarin (19/7), menewaskan empat orang dan melukai lima warga sipil Irak, kata pejabat keamanan Irak.

Pelaku bom ‘bunuh diri’ menargetkan kendaraan terakhir dari konvoi di Mosul -sebuah kota yang berbahaya di mana jaringan al-Qaidah masih tetap aktif – dan kekuatan ledakan sampai bisa melemparkan kendaraan lapis baja sejauh 40 meter ke dalam jurang, menewaskan semua orang di dalamnya, kata polisi.

"Saya melihat anggota lain dari konvoi membawa keluar empat warga sipil asing tewas dari mobil yang hancur," kata seorang perwira militer Irak, meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan melalui telepon dari lokasi serangan di Mosul utara .

Para pejabat Irak mengatakan perusahaan itu merupakan perusahaan konstruksi Inggris tetapi namanya belum diketahui. Kedutaan Inggris di Baghdad mengatakan warga Inggris diantara korban yang tewas.

"Satu warga negara Inggris tewas hari ini dalam serangan terhadap sebuah konvoi di Mosul timur," kata juru bicara kedutaan Sophie Farrell kepada AFP, tanpa mengidentifikasi korban.

Inggris menyediakan kontingen pasukan terbesar kedua dalam invasi pimpinan Amerika ke Irak pada tahun 2003, dengan penyebaran yang mencapai puncaknya hingga 46.000 pasukan.

Ini mengakhiri operasi tempur Inggris di Irak pada bulan April 2009, ketika semua kecuali segelintir tentara Inggris mulai kembali ke tanah air mereka. Sekitar 100 militer masih dikerahkan di pelabuhan Umm Qasr selatan di mana mereka melatih angkatan laut Irak.

Mosul berada di garis depan sebuah perseteruan lama antara orang Arab Irak dan minoritas Kurdi.

Wilayah ini juga merupakan penghubung untuk kelompok perlawanan Sunni Islam, dan militer AS, yang akan berakhir operasi militer AS disana pada 31 Agustus mendatang, Mosul dianggap sebagai benteng perkotaan terakhir al-Qaidah di Irak.(fq/aby)