Siapa Julian Assange, Si Bos Wikileaks?

Dokumen-dokumen rahasia milik militer AS yang dibocorkan Wikileaks disebut-sebut sebagai kebocoran dokumen militer terbesar sejak Perang Vietnam, yang dianggap akan membahayakan keamanan pasukan maupun publik AS. Namun pemilik situs Wikileaks, Julian Assange dalam pembicaraan lewat telepon dari London, dengan situs Gulf News mengatakan bahwa ia masih punya tumpukan dokumen militer rahasia lainnya, yang siap ia unggah ke situsnya, Wikileaks dalam waktu dekat.

Tidak tanggung-tanggung, menurut Assange, dokumen rahasia yang masih ada di tangannya berjumlah sekitar 15.000 dokumen yang kebanyakan berupa laporan-laporan intelijen. Dalam keterangan persnya di London, Senin (26/7) ia mengatakan bahwa dokumen-dokumen itu bisa menjadi bukti adanya kejahatan perang.

Assange mengaku tidak mau menyerahkan dokumen-dokumen itu pada lembaga penyelidik kejahatan perang internasional dengan alasan, mempublikasikannya di situs internet dan menarik perhatian banyak orang lewat media massa lebih efektif daripada menyerahkan dokumen itu pada lembaga investigasi internasional dan mendesak mereka untuk menindaklanjuti bukti dalam dokumen-dokumen rahasia yang dimiliknya.

"Dari pengalaman kami, bahwa keberanian itu bisa menular," kata Assange, warga Australia yang menyandang gelar Ph.D bidang fisika itu. Ia mengatakan, satu hal yang ia khawatirkan adalah "Kami tidak bisa menegakkan keadilan atas materi-materi yang telah kami berikan."

Lelaki yang selalu melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dengan membawa ransel berisi laptopnya itu tidak mau menjawab ketika ditanya siapa yang berada dibelakang dirinya, sehingga ia mendapatkan begitu banyak informasi rahasia dan berani menyebarluaskannya.

Assange, 39, yang juga mantan hacker komputer itu hanya mengatakan, "Kami punya berkas-berkas yang menjadi keprihatinan setiap negara di dunia. Ribuan database dan berkas tentang berbagai negara."

Situs Wikileaks mulai mengunggah informasi-informasi yang isinya sensitif sejak tahun 2006. Waktu itu Assange baru membuat situs Wikileaks yang ia kendalikan dari sebuah rumah di dekat Universitas Melbourne.

Informasi yang diunggah Assange mulai dari dokumen dari Church of Scientology sampai transkrip pesan-pesan kabel yang dikirim Kedutaan Besar AS, rekaman video rahasia dan sebagainya. Tak heran jika Wikileaks punya banyak "musuh" mulai dari para bankir Inggris sampai para politisi Kenya.

Wikileaks mulai menarik perhatian publik AS ketika situs itu mempublikasikan rekaman video tentang penembakan yang dilakukan tentara angkata udara AS terhadap warga sipil di Baghdad dari atas helikopter Apache. Rekaman itu menghebohkan publik AS dan membuat berang militer AS, karena dalam rekaman video tersebut terdengar tentara-tentara yang menembaki warga sipil tertawa-tawa di atas helikopternya.

Dan hari Minggu (25/7), Wikileaks kembali membuat militer AS "kebakaran jenggot" karena situs itu mengunggah 90.000 dokumen rahasia militer AS terkait perangnya di Afghanistan. Assange mengatakan bahwa dokumen-dokumen itu bisa menjadi bukti adanya kejahatan perang yang dilakukan AS di Afghanistan.

Situs Wikileaks sendiri tidak punya kantor khusus dan hanya sebuah situs yang dikelola Assange dengan bantuan kurang dari 10 orang yang menjadi relawan untuk mengelola situs tersebut. Assange sendiri tidak punya alamat tetap dan selalu melakukan perjalan ke berbagai tempat. Assange kadang menghilang dari publik untuk beberapa bulan dan hanya muncul ketika ia melakukan keterangan pers tentang dokumen-dokumen terbaru yang ia unggah ke situsnya.

Latar belakang kehidupan Assange juga tak banyak diketahui. Namun media massa Australia menyebut sosok Assange sebagai tipikal orang yang masa kecilnya "bermasalah". The Age, mengutip pernyataan Assange yang mengatakan bahwa dirinya pernah bersekolah di 136 sekolah berbeda, termasuk sekolah dalam bentuk korespondensi pada tahun 1991. Ketika masih remaja, Assange pernah ditangkap dan dikenakan tuduhan beberapa kali meng-hack komputer orang. Ia dinyatakan bersalah dan dikenakan denda.

Dalam wawancara dengan media Jerman, Der Spiegel, Assange mengatakan bahwa ia sangat menikmati kegiatannya menciptakan sistem-sistem komputer berskala luas dan menolong orang yang tak berdaya.

"Saya senang membantu orang yang rentan oleh bahaya dan memberangus para bajingan. Pekerjaan ini sangat menyenangkan," tandasnya. (ln/berbagai sumber)