Survei: Non-Muslim pun Tak Yakin Barat Hormati Islam dan Muslim

Lembagai survei Gallup Centre di Abu Dhabi merilis hasil survei terbarunya tentang hubungan Barat dan komunitas Muslim. Survei melibatkan 123.000 responden dari 55 negara, termasuk Uni Emirat Arab dan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2006-2010.

Gallup Center menyerukan agar pemerintahan negara-negara Barat lebih memfokuskan perhatiannya ke Timur Tengah jika ingin meningkatkan hubungan baik dengan umat Islam di seluruh dunia karena dari hasil survei menunjukkan, meski jumlah Muslim di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara hanya meliputi 15-20 persen dari seluruh Muslim di dunia, tapi Muslim dari kawasan ini memberikan pengaruh yang besar bagi Muslim dalam lingkup global.

Survei juga menanyakan responden apa yang bisa meningkatkan hubungan antara Barat dan Muslim, dan sebagian besar responden menjawab bahwa Barat harus lebih menghormati agama Islam. 72 persen responden menyatakan, menghormati Islam dalam artian Barat tidak melecehkan Al-Quran dan simbol-simbol Islam lainnya. Sementara 52 persen mengatakan bahwa Barat juga harus memperlakukan kaum Muslimin dengan lebih baik, adil dalam menerapkan kebijakan yang akan mempengaruhi kehidupan umat Islam.

Direktur Gallup Center Dalia Mogahed mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa umat Islam masih merasa direndahkan seiring dengan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat Muslim di negara-negara Timur Tengah terhadap pemerintahan AS, baik pada masa Presiden George W. Bush maupun Presiden Barak Obama. Pidato Obama tahun 2009 di Kairo, Mesir yang ditujukkan pada dunia Islam tidak mampu mendongkrak simpati masyarakat Muslim terhadap Obama karena faktanya, AS tetap menjadi penyebab utama ketidakstabilan keamanan di Afghanistan, Irak dan memperburuk konflik Israel-Palestina.

Meski demikian, Mogahed menyatakan bahwa sikap masyarakat Timur Tengah terhadap Barat bisa berubah. Ia menekankan "rasa hormat" yang harus ditunjukkan Barat terhadap Islam, Muslim dan dunia Islam. Survei menunjukkan, 63 persen responden Muslim menyatakan bahwa mereka menghormati masyarakat Barat, tapi cuma 26 persen responden yang meyakini bahwa Barat juga menghormati masyarakat Muslim. Bahkan 42 persen responden non-Muslim juga menyatakan ketidakyakinannya bahwa Barat menghormati kaum Muslimin.

Menurut Mogahed, negara AS yang paling berkepentingan untuk mengubah arah kebijakannya terhadap dunia Islam dan Muslim. "AS harus membuat kebijakan yang lebih adil bagi seluruh negara dan bangsa di dunia," tukasnya.

Meski demikian, hasil survei menunjukkan fakta yang menurut Mogahed mengejutkan. Ternyata, di kalangan masyarakat Muslim, penganut Islam yang tergolong sangat taat memiliki sikap yang lebih optimis dan lebiih siap untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan Barat. (ln/isc/TN)