Syaikh Jamaah Ikhwan, Hazim Abu Ismail Juga Akan Maju sebagai Capres Mesir

Seorang syaikh dari Jamaah Ikhwanul Muslimin Mesir, Hazim Abu Ismail mengumumkan niatnya untuk maju dalam pemilu presiden Mesir mendatang.

Dia mengatakan bahwa jika terpilih dia akan melaksanakan hukum syariah Islam dan membatalkan perjanjian damai antara Mesir dan Israel.

Ismail adalah calon Ikhwan di tahun 2005 pada pemilihan parlemen untuk Dokki di Giza.

Ikhwan mengumumkan sebelumnya bahwa mereka tidak akan ambil bagian dalam pemilihan presiden dan mengkonfirmasikan bahwa mereka hanya akan bersaing untuk setengah kursi di parlemen. Tetapi Ismail adalah anggota Ikhwan kedua yang telah mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden menyimpang dari kepemimpinan jamaah Ikhwan. Calon dari Ikhwan lain adalah Abdul Mun’im Abul Futuh, seorang Islamis berpikiran liberal.

Abu Ismail mengatakan Sabtu lalu dalam pidato di sebuah masjid Dokki bahwa ia akan maju dalam pemilu. Karena ia adalah seorang manusia biasa, katanya, rakyat akan mendukung dirinya.

Abu Ismail mengatakan bahwa platform kampanyenya berkisar sekitar Islam, sementara "Muhamad ElBaradei, Amr Moussa, dan Hamdien Sabahi, para kandidat liberal, tidak akan mampu untuk menyajikan sebuah visi yang jelas" bagi negara Mesir.

"Jika saya bisa menerapkan syariah di Mesir, semua orang, termasuk non-Muslim, akan memuji saya empat tahun kemudian," kata Abu Ismail.

Syaikh Ikhwan ini mengatakan bahwa tidak ada calon presiden saat ini yang mewakili rakyat Mesir.

"Kami berusaha untuk menerapkan hukum Islam, tetapi mereka yang tidak ingin memilih kabaret, alkohol penari dan prostitusi, pada saat pelaksanaan hukum Islam maka hal itu akan terlarang termasuk larangan para perempuan tampil bugil di film dan di pantai," tambah Abu Ismail.

Untuk pendapatnya tentang jamaah Ikhwan, ia berkata, "Mereka adalah orang-orang shaleh dan pendapat saya tidak akan berubah bahkan jika mereka tidak mendukung saya."

Mengenai perjanjian perdamaian dengan Israel, dia berkata, "Perjanjian perdamaian Camp David adalah menghina orang Mesir, sehingga harus dibatalkan, dan saya akan melakukan yang terbaik untuk meyakinkan orang untuk membatalkannya." (fq/amay)