Tentara AS Kembali Bikin Ulah, Ulama Afghan Ditembak Mati

Tentara AS di Afghan kembali bikin ulah. Tentara AS telah menembak dan membunuh seorang ulama Afghan sewaktu ulama tersebut sedang mengendarai mobil bersama dengan anak laki-lakinya yang masih muda, di dekat base kamp tentara AS di pinggiran kota Kabul pada hari Kamis kemarin (4/2).

Penembakan terhadap Muhammad Yunus (36 tahun) terjadi ketika ulama muda Afghan tersebut mendekati jalur jalan raya yang berdekatan dengan base kamp militer AS, menurut laporan polisi dan saksi mata.

Yunus terkena empat tembakan peluru, yang ditembakkan oleh tentara AS ke arah mobil toyota corollanya, ia meninggal sewaktu dalam perjalanan ke rumah sakit Wazir Akbar, sedangkan anaknya yang menyertai dirinya tidak terluka sama sekali. Yunus meninggalkan dua istri dan 10 orang anak, kata Abdul Qadir iparnya.

Pasukan AS dibawah bendera NATo mengatakan bahwa pasukan mereka menembak dengan alasan mereka melihat ada kendaraan yang mencurigakan serta mengancam mereka di dekat kamp militer Phoenix, sebuah wilayah yang sebenarnya tidak pernah terjadi aksi bom bunuh diri. Militer AS menggambarkan insiden tersebut sebagai kejadian yang "patut disesalkan" dan mereka berjanji akan melakukan investigasi.

Seorang penjaga toko yang menyaksikan penembakan mengatakan bahwa sebuah konvoi militer sedang dalam perjalanan dari Kabul menuju kota timur Jalalabad ketika penembak yang memimpin konvoi melepaskan tembakan ke arah kendaraan Muhammad Yunus.

Penjaga toko mengidentifikasi dirinya hanya sebagai Aymal (25 tahun), mengatakan ia sama sekali tidak mendengar tembakan peringatan.

NATO mengatakan penyelidikan sedang berlangsung dan tindakan yang sesuai akan diambil untuk memastikan pasukan mematuhi kebijakan yang ditujukan untuk melindungi warga sipil. Dan menegaskan bahwa keluarga Muhammad Yunus akan diberi kompensasi sesuai dengan kebiasaan setempat.

Di London, Presiden Hamid Karzai menyerukan kepada Pasukan yang dipimpin NATO untuk berbuat lebih banyak untuk mencegah pembunuhan terhadap rakyat Afghan yang tidak bersalah.

"Patut disesalkan, korban sipil terus menjadi perhatian besar bagi rakyat Afghanistan," katanya kepada konferensi internasional untuk Afghanistan. "Kita harus menempatkan perlindungan kehidupan manusia dan harta benda di atas agenda kita."

Jurubicara NATO Brig. Jenderal Eric Tremblay mengatakan meskipun tindakan mereka di sana untuk melindungi warga Afghanistan, namun disayangkan insiden seperti ini dapat terjadi."

"Atas nama [NATO], saya menyatakan penyesalan saya yang tulus untuk hilangnya nyawa Muhammad Yunus dan menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarganya," katanya.

Puluhan demonstran berkumpul di luar kamp Phoenix untuk memprotes pembunuhan. Mereka bubar setelah polisi berjanji Amerika akan membahas kematian dengan sesepuh suku setempat, menurut kepala polisi distrik Kolonel Rohullah.

Saudara dari ulama Muhammad Yunus, Muhammad Yusuf Ajami, mengatakan tidak ada kompensasi yang bisa menebus hilangnya nyawa.

"Ini benar-benar kejam. Karzai duduk di atas takhtanya dan tidak memiliki kontrol atas pasukan asing," katanya dalam wawancara telepon setelah pemakaman di provinsi Laghman.(fq/cleveland)