Ternyata Iran Mata-matai Negara-Negara Teluk Dengan 40.000 Agen Rahasia

Seorang mantan mata-mata dari Pengawal Revolusi Iran Senin kemarin mengungkapkan bahwa adanya ribuan sel intelijen yang bekerja untuk Republik Syiah Iran di sebagian besar negara-negara Arab, terutama di Teluk Arab.

Mantan agen rahasia, yang tidak disebutkan namanya tersebut dengan alasan keamanan, mengatakan ada 40.000 mata-mata Iran di negara-negara Teluk Arab, 3.000 di antaranya berada di Kuwait. Dia menambahkan bahwa banyak diantara agen mata-mata itu adalah tentara bayaran yang dibayar untuk layanan terbatas – sementara yang lain merupakan pegawai tetap di pasukan Pengawal Revolusi.

Mantan mata-mata Iran itu juga membantah bahwa sel intelijen Iran di negara-negara Arab adalah sel tidur namun dirinya mengatakan bahwa mereka bekerja secara teratur untuk mengumpulkan informasi mengenai negara-negara Teluk terkait dengan ‘kemampuan militer, infrastruktur dan lembaga-lembaga ekonomi utama.

"Sel-sel ini ‘ditenun’ dengan keterampilan menenun mirip dengan sebuah karpet Persia, mereka sering berjumlah empat anggota setiap selnya ditambah dengan seorang komandan dan tiap orang dari mereka tidak menyadari tugas-tugas dan misi dari anggota yang lain," katanya, seraya menambahkan bahwa Iran telah menghabiskan "sejumlah besar uang" untuk membiayai intelijen asing mereka.

Mantan agen mata-mata tersebut, juga mengatakan bahwa dirinya memulai pekerjaannya sebagai seorang agen yang menyamar untuk pasukan elit Pengawal Revolusi dua tahun sebelum perang Iran-Irak berakhir pada tahun 1988.

"Saya tertipu pada awalnya dengan slogan-slogan bahwa Republik Syiah Iran membela Islam," katanya menjelaskan alasan untuk bergabung dengan intelijen Iran.

Sementara dalam pelayanan tugas utamanya adalah untuk memantau dan penyedia informasi kepada para pemimpin oposisi Iran di negara-negara Teluk Arab, katanya.

Mantan agen rahasia yang berasal dari kota Ahwaz yang mayotitas Arab, ibukota provinsi barat daya Iran Khuzestan, merupakan tempat dari partai yang berbasis di Kanada Partai Renaisans Arab Ahwaz (AARP) yang bertujuan Advokasi perlawanan terhadap pemerintah Iran.

Dia mengatakan bahwa dirinya telah memutuskan untuk melepaskan dari pekerjaan sebagai mata-mata ketika ia menyadari bagaimana pihak berwenang Iran melakukan didiskriminasi terhadap prajurit yang berasal dari Ahwazi yang telah berjuang untuk Iran dalam perang melawan Irak," sambil menambahkan bahwa "Tentara Ahwazi Arab yang terluka sering diberikan pengobatan di tanah, sedangkan tentara yang asal Iran dari Persia yang dirawat di rumah sakit dengan tempat tidur lengkap. "

Ketika ia mencoba mengajukan surat pengunduran diri kepada Otoritas intelijen Iran, ia ditolak berkali-kali dan terus diawasi selama lima tahun sebelum akhirnya dibuang dan dibiarkan tinggal di sebuah negara asing, katanya Alarabiya.net.

Mantan agen tersebut juga menguraikan dokumen yang menunjukkan sebagian dari misi intelijen dan perintah dari Pengawal Revolusi Iran tapi meminta dokumen-dokumen tidak dipublikasikan untuk keamanan pribadinya.(fq/aby)