Terungkap, AS Tahan Anak-Anak di Bawah Umur di Guantanamo

AS menerima tuduhan baru terkait dengan keberadaan kamp penjara Guantanamo. Kamp penjara ini dituding tidak hanya memenjarakan tahanan usia dewasa tapi juga anak-anak yang masih berusia 14 tahun.

Surat kabar Independent edisi online menurunkan laporan tentang dugaan ini berdasarkan keterangan sejumlah pengacara di London yang mempekirakan lebih dari 60 tahanan di kamp penjara khusus orang-orang yang dicurigai sebagai teroris itu, adalah anak laki-laki berusia di bawah 18 tahun.

Dari 60 tahanan itu, 10 orang di antaranya berusia sekitar 14 atau 15 tahun ketika ditangkap dan sampai sekarang masih berada di dalam penjara. Para tahanan itu termasuk tentara anak-anak yang ditahan di tempat khusus, diinterogasi dan diduga juga mengalami penyiksaan.

Kasus ini terungkap hanya beberapa hari setelah Jaksa Agung Lord Goldsmith mengulang kembali desakannya agar kamp penjara Guantanamo segera ditutup. Ia mengatakan kamp penjara itu merupakan ‘simbol ketidakadilan’.

Terungkapnya fakta ini, kemungkinan akan menimbulkan kecaman baru terhadap Presiden George W. Bush dan akan mengganggu hubungan antara Bush dan negara Inggris. Karena selama ini pemerintahan Bush selalu meyakinkan sekutunya, Inggris bahwa tidak ada tahanan anak-anak yang berada dalam penjara AS.

Seorang anak yang menjadi tahanan AS bernama Muhammad al-Gharani, ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam sebuah plot serangan ke London yang dirancang pemimpin Al-Qaida di Eropa, Abu Qatada pada tahun 1998. Padahal saat itu al-Gharani masih berusia 12 tahun dan ia masih tinggal bersama kedua orang tuanya di Arab Saudi. Al-Gharani ditangkap pada usia 14 tahun di Karachi pada Oktober 2001 karena dicurigai sebagai anggota pejuang Al-Qaida dan di tahan di sel isolasi selama beberapa tahun lamanya.

Korban lainnya adalah Omar Khadar, kelahiran Kanada, yang masih berusia 15 tahun saat ditangkap pada 2002. Sama seperti al-Gharani, Khadar juga dijebloskan ke dalam sel isolasi.Omar Khadar dituduh membunuh seorang tentara AS dengan menggunakan granat pada bulan Juli 2002 dan sejak itu ia menjadi salah satu tahanan utama dalam daftar orang-orang yang harus ditahan oleh pemerintahan Bush.

Seorang sumber mengatakan, "Ini akan benar-benar menjadi hal yang paling bodoh, membiarkan dunia berpikir bahwa anda menahan sejumlah remaja yang mengenakan seragam oranye, diborgol dan menghabiskan 23 jam sehari dalam sel."

"Jika itu memang benar, bahwa ada anak-anak di bawah umur yang ditahan di sana, maka kasus mereka harus menjadi prioritas," sambung sumber tersebut.

Menanggapi berita ini, para pejabat Inggris menyatakan bahwa para remaja yang ditangkap, ditahan di sebuah fasilitas khusus anak-anak di Guantanamo yang disebut kamp Iguana. Sementara AS mengaku hanya menahan tiga orang yang dianggap masih berusia anak-anak. Ketiga anak tersebut berasal dari Aghanistan, berusia 13 tahun dan sudah dibebaskan pada 2004 lalu ketika kasus penistaan tahanan di kamp penjara Guantanamo merebak

AS Langgar Hukum Internasional dan Hukumnya Sendiri

Direktur legal organisasi pemantau hak asasi manusia Repriev, Cliffe Stafford Smith dan sejumlah pengacara para tahanan mengatakan, AS telah melanggar semua konvensi tentang hak asasi manusia yang sudah disepakati dunia, termasuk hukum yang berlaku di AS sendiri.

"Mengadili anak usia di bawah umur memang tidak salah, jika memang mereka melakukan kejahatan. Masalahnya adalah ketika anda memenjarakan anak di bawah umur dengan situasi yang mengejutkan dan tanpa proses hukum atau mengadili mereka dihadapan komisi militer," ujar Smith.

"Bahkan jika anak-anak terlibat dalam pertempuran, konvensi PBB melarang pemanfaatan anak-anak untuk dijadikan tentara. Ada pengakuan umum dari dunia internasional bahwa anak-anak harus diperlakukan berbeda dengan orang dewasa," sambungnya.

Stafford Smith menambahkan, organisasinya memiliki bukti meyakinkan yang berasal dari keterangan tahanan lainnya, kuasa hukum dan Palang Merah Internasional bahwa ada 37 tahanan di Guantanamo yang usianya di bawah 18 tahun ketika ditangkap.

Menurut seorang tahanan yang juga wartawan al-Jazeera bernama Sami al-Hajj, sedikitnya ada 36 tahanan anak-anak di Guantanamo.

Juru bicara senior Pentagon Letnan Jeffrey Gordon membantah adanya tahanan anak-anak di kamp penjara Guantanamo. Ia juga mengatakan bahwa Departemen Keamanan menolak argumen bahwa undang-undang kriminal lebih relevan untuk para tahanan di Guantanamo.

"Tidak ada standar internasional terkait dengan usia bagi seseorang yang terlibat dalam operasi pertempuran… usia bukan faktor penentu untuk menahan mereka yang terlibat dalam konflik bersenjata dengan pasukan kami atau mereka yang memberi dukungan pada para pejuang yang melawan tentara kami," kata Gordon berdalih. (ln/Independent)