Rekomendasi: Universitas di Jerman Harus Punya Jurusan Studi Islam

Dewan Ilmu Pengetahuan dan Humaniora negara Jerman merekomendasikan agar pemerintah membuka jurusan studi Islam yang benar-benar mengajarkan ilmu agama Islam di universitas-universitas negeri itu, untuk meningkatkan kualitas guru agama, imam dan ulama yang ada di Jerman.

Dalam keterangan pers di kota Berlin, Senin (1/2), Ketua Dewan, Peter Strohschneider mengatakan, para imam, guru agama dan ulama di Jerman selayaknya dikenakan syarat kualifikasi, minimum harus menyandang gelar kesarjanaan di bidang teologi.

"Di Jerman ada lebih dari empat juta Muslim dan anak-anak mereka berhak mendapatkan pelajaran agama Islam di sekolah. Para guru yang mengajar agama harus dibekali pelatihan akademis," kata Strohschneider.

Kebanyakan para guru agama Islam di sekolah-sekolah di Jerman, mendapatkan pelatihan guru agama di Turki karena minimnya lembaga-lembaga pendidikan di Jerman yang menyediakan departemen khusus untuk para calon guru agama Islam. Saat ini, jurusan studi Islam yang ada di universitas-universitas di Jerman hanya fokus pada pengajaran sejarah dan seni Islam saja. Satu-satunya universitas di Jerman yang memiliki departemen yang mengajarkan ilmu Al-Quran dan ilmu-ilmu agama Islam lainnya untuk guru sekolah adalah Universitas Muenster.

Menurut wakil kepala bidang mahasiswa Universitas Muenster, Marianne Ravenstein, jurusan itu dibuka sejak tahun 2005 hingga sekarang dengan jumlah mahasiswa 30 orang dan hanya dua staf pengajar bergelar profesor. Untuk pengembangan, pihak universitas sedang menjajaki kerjasama dengan berbagai organisasi Muslim.

"Kami sudah punya pengalaman, kami punya riset dan kurikulum yang bagus. Dengan kerjasama itu, akan lebih banyak lagi tenaga profesor dan mahasiswa di jurusan ini," kata Ravenstein.

Menteri Pendidikan Jerman Annette Schavan mendukung rekomendasi membuka lebih banyak lagi jurusan studi Islam di Jerman. Ia mengatakan, para guru dan peneliti agama Islam perlu diberi pelatihan untuk lebih memantapkan kebijakan integrasi pemerintah Jerman, terutama bagi komunitas Muslim.

"Para guru harus belajar di sini, di Jerman, tentang budaya, bahasa, perbedaan sistem di sekolah-sekolah dan belajar tentang cara mendidik anak-anak ini," kata Schavan.

Selain merekomendasikan dibukanya pusat-pusat studi Islam di universitas-universitas Jerman, Ketua Dewan Ilmu Pengetahuan dan Humaniora, Peter Strohschneider juga merekomendasikan agar organisasi-organisasi Muslim di Jerman membuat aturan tentang materi pengajaran dan mempekerjakan tenaga pengajar yang berkualitas di lembaga-lembaga penddidikannya. (ln/DW)