Gedung Putih Respons Aksi Protes Mahasiswa Pro-Palestina

Gedung Putih Respons Aksi Protes Mahasiswa Pro-Palestina

Eramuslim.com – Tidak bermaksud membatasi aksi unjuk rasa, Gedung Putih hanya mengimbau agar para mahasiswa yang menggelar aksi protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat lebih tertib dan damai.

Begitu yang disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam wawancara dengan ABC News pada Senin (29/4).

Dia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mencegah protes mahasiswa. Tetapi bahasa anti-semitisme yang disuarakan dan intimidasi terhadap mahasiswa Yahudi di AS sangat ditentang Gedung Putih.

“Kami tentu saja menghormati hak untuk melakukan protes damai. Kami mengutuk bahasa anti-Semitisme yang kami dengar akhir-akhir ini dan tentu saja mengutuk semua ujaran kebencian dan ancaman kekerasan di luar sana,” tegasnya.

Gelombang protes mahasiswa pendukung Palestina di sejumlah kampus di Amerika Serikat terus meningkat, sejalan dengan aksi penangkapan terhadap pengunjuk rasa oleh pihak kepolisian.

Mengutip New York Times pada Minggu (29/4), tercatat sudah ada lebih dari 500 demonstran yang ditangkap dalam aksi protes anti-Israel di kampus-kampus AS sejak pertengahan April.

Dikatakan bahwa aksi unjuk rasa tersebut, yang sebagian besar dipimpin oleh mahasiswa, telah menyebar ke seluruh Amerika setelah sekitar 108 mahasiswa Universitas Columbia ditangkap oleh Kepolisian New York (NYPD).

Penangkapan terus berlanjut di berbagai institusi termasuk 44 mahasiswa Universitas Yale di New Haven, Connecticut; 93 orang di University of Southern California di Los Angeles; 118 di Universitas Emerson di Boston; 102 di Universitas Northeastern, juga di Boston; dan 69 di Arizona State University di Tempe.

Dari Washington hingga New York, mahasiswa Universitas New York mendirikan kamp solidaritas baru untuk Gaza setelah kamp mereka sebelumnya di Gold Plaza dibongkar oleh polisi.

Mahasiswa di Universitas Northwestern di Chicago, telah bergabung dalam kampanye aksi duduk progresif di dalam lembaga-lembaga ilmiah, menyerukan diakhirinya kerjasama berbagai administrasi universitas dengan Israel.

Konfrontasi baru antara polisi dan mahasiswa yang menentang perang Israel di Gaza telah memicu kekhawatiran tentang penggunaan metode kekerasan untuk menekan protes. Oleh karena itu, ketegangan meningkat sejak penangkapan puluhan orang di Universitas Columbia pekan lalu.

Aktivis melaporkan bahwa dalam dua hari terakhir, aparat penegak hukum, bertindak atas perintah administrasi perguruan tinggi, menggunakan senjata setrum listrik dan gas air mata terhadap mahasiswa demonstran di Universitas Emory di Atlanta, Georgia.

(RMOL)

Beri Komentar