Revitalisasi Teknologi Informasi untuk Syiar Islam

Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi mutlak diperlukan bagi para dai dan juru dakwah untuk menjawab tuntutan modernisasi dan perubahan zaman terkini.

Sebagaimana teknologi banyak disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dalam bentuk blog-blog negatif, hal tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif bagi pengembangan dakwah dan syirar islam bagi para mahasiswa Indonesia yang kuliah di berbagai perguruan tinggi di Arab Saudi. Itulah yang mendorong pengurus pusat Persatuan Pelajar dan Mahasiswa (PPMI)Arab Saudi untuk mengadakan seminar dan pelatihan "Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk optimalisasi dakwah dan syiar Islam" bertempat di tempat peristirahatan Al-Majed, Riyadh pada 25-26 April 2009.

“Kita ibarat sedang tinggal di sebuah rumah besar yang di sekelilingnya adalah kolam yang sangat luas dan di dalam rumah, kita sendiri harus menjaga anak-anak kita agar tidak keluar rumah dan bermain di luar agar anak tersebut tidak tenggelam di kolam. Maka untuk keselamatan mereka ada dua pilihan yang dapat kita lakukan yakni mengurung mereka di dalam rumah atau pilihan kedua mengajari mereka berenang. Tentu saja pilihan kedua tersebut adalah yang paling bijaksana”. Demikian diungkapkan oleh Wakil Kepala Perwakilan RI Riyadh, Sukamto saat membuka acara secara resmi.

DR. Muhammad Luthfi Zuhdi Atase Pendidikan dan Budaya KBRI Riyadh mengatakan bahwa dalam kondisi semacam itu, ulama dan para juru dakwah berada dalam posisi harus dapat menguasai TI dan juga komunikasi, agar tidak tertinggal perkembangan.

Ditegaskannya, melalui adopsi TI, penyampaian dakwah akan lebih tersebar dan mengglobal serta akan semakin efesien dan berkualitas.

Sebanyak 70 peserta yang terdiri dari para mahasiswa Indonesia di Arab Saudi Peserta sangat antusias mengikuti berbagai materi diantaranya computer troubleshooting dan pemanfaatan blog yang disampaikan oleh para mahasiswa program S2 bidang teknologi di King Saud University Riyadh.

Mereka berharap pelatihan yang diberikan tidak berhenti sampai di tingkat dasar dan terus berlanjut di kemudian hari.

Nurhadi Sukma Waluyo, ST alumnus ITB yang mengambil S2 di King Saud menilai bahwa mahasiswa Indonesia yang belajar di Arab Saudi sangat kaya dengan materi agama namun perlu pengetahuan tentang teknologi dan informasi yang lebih dalam lagi.

Abdullah
Pensosbud KJRI Jeddah