Intervensi Barat Sebabkan Lahirnya Gerakan Terorisme dan Radikalisme

Eramuslim – Kekacauan yang terjadi dengan negara Islam selama ini bukan karena tidak akurnya antar umat dunia, melainkan kepentingan negara Adi Daya seperti Amerika Serikat dalam melakukan tekanan terhadap negara tertentu.

Pernyataan ini dikatakan anggota DPR Fraksi Gerinda, Fadli Zon, dalam cuitannya di akun jejaring sosial Twitter miliknya pada hari Rabu (29/06).

“Kekacauan di negara-negara Islam umumnya karena intervensi Barat seperti Irak, Libya, Mesir, Somalia, dan lain-lain. Ada juga karena faktor internal domestik tentu seperti Tunisia, dan beberapa negara lainnya. Namun ‘terorisme’ dan ‘radikalisme’ adalah fenomena baru,” tulis Fadli Zon.

Fenomena ini menurut Fadli malah nampaknya makin “terpelihara”, dan mereka menyukai perang antar (dalam) negara. “Fenomena itu terus menonjol dalam 2 dekade ini khususnya, sekali lagi paska Perang Dingin. Kelihatan ada pihak yang selalu ingin ada perang,” ujarnya.

Sebut saja indikasinya dapat dilihat dari banyaknya senjata diciptakan tetapi pembuat kebingungan terhadap penjualannya. Dan inilah yang menurut Fadli dijadikan salah satu “bisnis” untuk “perang”.

Jika tak ada perang, siapa yang beli senjata-senjata. Perang adalah bisnis para industrialis senjata. Karena itu kalau tak ada perang, tak ada bisnis.

Bayangkan kalau dunia ini setiap negara damai aman sentosa, tak ada permusuhan, siapa yang beli senjata, baik darat, laut maupun udara? Sama dengan ‘terorisme’. Kalau tak ada ‘teroris’, lantas apa yang diperangi? Meskipun ‘teroris’ itu ada dan nyata. Tapi, siapa di belakangnya?” (Voa-Islam/Ram)