Akhir Hayat Sang Teknokrat

Eramuslim.com – Teknokrat yang dihormati di Indonesia hingga Jerman. Negarawan di masa transisi yang kini kembali ke haribaan Ilahi.

*

IBU Pertiwi berduka. Salah satu putra terbaik, seorang teknokrat dan negarawan Bacharuddin Jusuf Habibie berpulang ke Rahmatullah. Sang “Bapak Pesawat” menutup hayatnya di usia 83 tahun pada Rabu (11/9/2019) sekira pukul 18.05 WIB di RPSAD Gatot Subroto, Jakarta. Sang Presiden RI ketiga itu bakal selalu dikenang kiprah dan baktinya sepanjang hidupnya.

Habibie lahir di Parepare, 28 Juni 1938 dari pasutri blasteran Gorontalo-Jawa, Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo. Sejak kecil ia sudah tergolong kutubuku. Saking sukanya membaca, tulis A. Makmur Makka dalam True Life of Habibie: Cerita di Balik Kesuksesan, Sri Sulaksmi, kakak pertama Habibie, mesti memaksanya untuk mau bermain dengan anak-anak sebayanya.

Selain pandai mengaji, Habibie tergolong introvert. Ia baru 14 tahun alias masih ABG ketika ditinggal wafat ayahnya. Habibie lah yang diandalkan sang ibu untuk merantau ke Jawa mengejar pendidikan setinggi mungkin guna mewujudkan impian ayahnya. “BJ Habibie mendengar sendiri di malam ketika ayahnya meninggal, ibunya berteriak-teriak dan bersumpah di depan jasad suaminya, bahwa cita-cita suaminya terhadap pendidikan anak-anaknya akan diteruskannya,” sebut Makmur.