3 Kepretan Rizal Ramli Yang terbukti di Zaman Jokowi

Saat itu mereka memprediksi hanya 19 ribu- 20 ribu MW yang dapat dipenuhi di 2019. Sementara tentang potensi kerugian PLN, sudah terjawab dengan heboh beredarnya surat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri BUMN Rini Soemarno tanggal 19 September 2017.

Inti dari surat tersebut mengkhawatirkan kondisi keuangan PLN yang berpotensi gagal bayar akibat penugasan proyek 35 ribu MW.

Terlepas dari cara dan tujuan Sri Mulyani membocorkannya (dinilai malah berpotensi menjatuhkan kredibilitas PLN di mata bondholder, sehingga dapat menjadi pembenaran dilakukannya liberalisasi sektor kelistrikan seperti saran Bank Dunia), secara umum surat ini membenarkan tentang “masa depan” yang diprediksi RR.

GARUDA

Kepretan lain juga terbukti adalah tentang Garuda Indonesia. Pertama kali disuarakan RR juga pada saat pidato pelantikannya akhir 2015. Saat itu RR meminta PT Garuda Indonesia membatalkan rencana pembelian 30 pesawat Airbus 350 XWB. Menurutnya pesawat jenis tersebut hanya cocok untuk penerbangan internasional jarak jauh, sementara rata-rata tingkat isian (load factor) penerbangan Garuda rute tersebut hanya 30 persen, sehingga pasti merugi.

Dikepret seperti ini, giliran Menteri BUMN Rini Soemarno (Rinso) yang kebakaran jenggot. Dia meminta RR tidak ikut campur urusan kementerian lain. Rinso sebenarnya tidak sepenuhnya benar dalam hal ini, bagaimanapun Kemenko Maritim dan Sumber Daya saat itu membawahi Kementerian Perhubungan yang merupakan mitra kerja Garuda Indonesia. Tapi akhirnya Rinso pun jalan terus, pembelian pesawat diteruskan.

Padahal kita tahu, RR memiliki “masa lalu” yang sangat erat dalam membenahi dunia penerbangan sejak era Gus Dur. Saat menjadi Kepala Bulog, RR pernah ditugasi Gus Dur membenahi IPTN. Saat menjadi Menko Perekonomian di era Gus Dur, RR pernah memiliki pengalaman menangani gagal bayar Garuda akibat pengadaan pesawat berbadan lebar, dan berhasil diselesaikan dengan program restrukturisasi.

Kekhawatiran RR akan “masa depan” Garuda Indonesia akibat memaksakan pembelian pesawat Airbus 350 XWB pun terbukti. Pada semester pertama tahun 2017, Garuda Indonesia merugi Rp 3,7 triliun.