Begini Reaksi Kantor PM Israel Usai AS Abstain di DK PBB

eramuslim.com – Israel murka mengetahui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) berhasil mengesahkan resolusi seruan gencatan senjata segera di Jalur Gaza Palestina.

Ini merupakan resolusi pertama DK PBB terkait seruan gencatan senjata di Gaza yang berhasil lolos setelah AS berulang kali memveto draf resolusi serupa.

Dalam pemungutan suara DK PBB kali ini, AS memilih abstain sehingga draf resolusi berhasil disahkan.

“Hal ini kemunduran yang jelas dari posisi konsisten AS,” bunyi pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilansir CNN mengutip AFP.

Sikap abstain AS ini menjadikan draf resolusi itu disetujui oleh 14 negara anggota DK PBB, baik anggota tetap maupun tidak tetap. Meski memilih abstain, AS menegaskan pihaknya tidak menyetujui resolusi DK PBB tersebut.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa meskipun resolusi terbaru tersebut mencakup perubahan yang diminta oleh AS, Washington tidak dapat memberikan suara ya karena “tidak setuju dengan semuanya.”

Dalam resolusi itu, DK PBB menuntut “gencatan senjata segera” selama bulan Ramadan yang sedang berlangsung. Resolusi tersebut juga mendesak gencatan senjata yang mengarah pada penghentian perang “yang abadi”.

Resolusi itu juga menuntut Hamas segera membebaskan sandera yang masih ditahan. Resolusi DK PBB ini disahkan ketika agresi brutal Israel ke Jalur Gaza sebentar lagi mencapai bulan ke-6.

Resolusi yang diajukan oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB ini mengikat secara hukum dan menuntut gencatan senjata segera pada bulan Ramadan, pembebasan sandera segera dan tanpa syarat, dan “kebutuhan mendesak untuk memperluas aliran” bantuan ke Gaza.

Per hari ini, lebih dari 32.333 warga Palestina di Gaza tewas dan sebanyak 74.694 lainnya terluka imbas agresi brutal Israel sejak 7 Oktober lalu. Sebagian besar korban tewas ialah anak-anak dan perempuan.

Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah gencatan senjata dan pembebasan sandera yang memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan memberi peluang untuk menghentikan perang secara berkelanjutan.

Dia menyebut penghentian perang itu berarti bahwa Hamas tidak dapat lagi mengancam Israel, tidak lagi mengulang peristiwa serangan seperti pada 7 Oktober lalu, dan tidak lagi menguasai Gaza serta tidak menggunakan warga sipil sebagai tameng.

“Resolusi ini dengan tepat mengakui bahwa, selama bulan Ramadan, kita harus berkomitmen kembali pada perdamaian,” ujar Thomas-Greenfield.

Usai voting di DK PBB, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah gara-gara AS memilih abstain. Netanyahu sampai batal mengirim delegasi ke Washington, terkait diskusi rencana invasi Zionis di Rafah.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar