Analisa Baru Pilpres: Gatot dan “Konglomerat” di Belakangnya

Selain itu, menurut Edward, pemecatan Gatot sebagai Panglima TNI oleh Jokowi adalah sebuah rekayasa elite dan “konglo” untuk mendulang suara rakyat bagi Gatot, seolah Gatot dizalimi Jokowi.

“Padahal itu cara “konglomerat” untuk mengusung Gatot sebagai alternatif kalahkan Prabowo, sekaligus Jokowi. Para “konglo” emoh dukung Prabowo yang ingin menyelamatkan Indonesia dari dominasi asing dan aseng,” tukasnya.

“Prabowo itu pro-rakyat dan Konstitusi 1945 serta anti Neoliberalisme,” imbuh Edward.

Sejalan dengan Edward, salah satu sumber di Gerindra mengungkapkan, para “konglomerat” kecewa pada Jokowi, namun tak mau mendukung Prabowo sehingga dimunculkan Gatot sebagai alternatif para “konglomerat”.

“Meski tidak jelas visi-misi (Gatot) dan orientasinya ke depan karena kepentingan bisnis-politis para “konglo” di belakangnya,” ungkap sumber tersebut. [swamedium]