Analisis Pakar Semiotika: Ma’ruf Berupaya Tenang dan Menghafal, Sandi Selipkan ‘Kenakalan’

Acep juga menilai Sandiaga yang mengedepankan kasus riil sebaggai latar belakang program dan argumennya menunjukkan bahwa pasangan Prabowo itu tidak bicara sembarangan melainkan dengan fakta empirik. Kemudian, Sandiaga yang beberapa kali mengatakan ‘jangan saling menyalahkan’, ‘ini bukan permasalah pilpres saja, tapi masalah besar Indonesia kedepan’ merupakan indeks dari sikap keberanian sosial dan keikhlasan.

“Nyaris seluruh pemaparan Sandiaga sesuai dengan durasi yang ditentukan, kecuali pada waktu sisa di segmen tanya jawab. Hal itu menunjukkan ketenangan dan kontrol emosi yang baik dan penguasaan materi yang juga baik. Kontrol waktu ini adalah titik unggul paling menonjol kandidat 02 dari 01,” ujar Acep.

“Sementara pernyataan penutup Sandiaga menunjukkan sikap yakin terhadap segala hal yang telah disampaikan dalam debat dan pernyataan bahwa ia lebih baik dari lawan debatnya. Tiga kartu terlalu banyak, tidak efektif, dan pemborosan biaya, padahal sudah tersedia satu kartu multiguna. Dalam debat, ini adalah ‘retorika-metaforik’ untuk mematahkan seluruh gagasan lawan sepanjang debat berlangsung,” sambung dia. (dtk)

BEST SELLER BUKU PEKAN INI, INGIN PESAN? SILAHKAN KLIK LINK INI :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-diponegoro-1825-pre-order-sgera-pesan.htm