Besek Anies, Arab News, dan Korban Gorengan Media

Mengingat segala keriuhan tersebut, kiranya sebuah nasihat budayawan Emha Ainun Nadjid dalam sebah acara pengajian bulanan rutin yang diadakan di pelataran Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta, menjadi cukup tepat untuk direnungkan.

Kala itu, depan massa yang menyesaki perhelatan ‘Kenduri Cinta’ Emha memberi nasihat sederhana dan mengena agar semua orang waspada. Katanya secara garis besar begini: Mengertilah dan mahfumlah dengan segala isu kontroversi yang muncul di media dan juga di media sosial saat ini. Sebab, yang sebenarnya bermain (menjadi dalang) dalam soal politik kenegaraan adalah sosok yang tak pernah kelihatan atau muncul di permukaan (media massa). Nama mereka tak pernah disebut, bahkan disinggung pun tidak. Namun mereka adalah pemain sebenarnya!’

Pernyataan ini memang membuat hati langsung tercenung. Pikiran pun melayang serta memperhatikan dengan seksama apa yang sebenarnya tengah terjadi di Indonesia. Berbagai isu bersilewaran saat ini, baik sosial, politik, hukum, dan ekonomi.

Jadi ariflah dalam melihat media dan isu yang berkembang. Hati-hatilah terhadap sesuatu hal ‘yang berbau gorengan’ alias pecitraan. Ini mereka persis yang disebut seorang elit politik sebagai ‘genderuwo’.

Namun apa pun itu, mari kita nikmati saja berita soal penggunaan keranjang bambu dalam pembagian daging kurban di perayaan Idul Adha ini. Mudah-mudahan semua paham dan tidak menjadikan ‘hewan kurban’ yang sebenarnya seperti kambing dan sapi, beralih menjadi sosok manusia dan kelompok, bahkan hingga bangsa sebagai korban pertaruhan. Apalagi di jagat politik-kekuasaan sudah terlanjur ada sebutani: ‘kambing hitam’ hingga politik dagang sapi!’

Mari kita nikamati berita Arab News soal keranjang bambu untuk pembagian daging kurban itu. Berita ini sih biasa saja, dan sederhana saja. Dan isinya begini: