Besek untuk Daging Kurban Hambat Pertumbuhan Bakteri

Permukaan daun jati cukup kasar. Jika dlihat lebih dekat, misalnya dengan mikroskop, maka tampak lapisan yang tajam, layaknya jarum-jarum yang timbul pada bagian permukaan. Corak seperti ini, kata dia, bagus untuk mendukung sirkulasi udara.

Pertumbuhan bakteri pun bisa semakin cepat ketika daging dibiarkan dalam suhu normal. Oleh karena itu, Prayata mengimbau petugas kurban untuk sesegera mungkin membagikan daging tersebut kepada masyarakat begitu proses penyembelihan hewan kurban usai.

“Maksimal, empat jam itu harus sudah bisa dibagikan,” katanya.

Setelah diterima, daging kurban pun sebaiknya langsung dimasak atau disimpan di lemari pendingin.

Jangan Campur dengan Jeroan

Prayata mengimbau, masyarakat agar lebih waspada dengan keberadaan daging kurban yang kurang baik bagi kesehatan. Dia meminta warga agar benar-benar jeli dan teliti sebelum membeli hewan kurban.

Demikian pula saat menerima daging. Pastikan kondisi warna daging atau aroma yang muncul darinya.

Bila daging kurban dicampur dengan jeroan dalam satu wadah yang sama, maka kemungkinan besar bakteri lebih cepat menyebar.

“Jadi tolong semua petugas hewan kurban, jangan satukan daging dengan jeroan. Itu akan mempercepat pertumbuhan bakteri. Kan jeroan banyak bakterinya,” ujar dia.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta para petugas kurban di setiap tempat tidak menggunakan plastik sebagai pembungkus daging. Panitia kurban diimbau membagikan daging dengan menggunakan besek, daun pisang, atau bahan-bahan ramah lingkungan lainnya.

“Saya kira itu budaya daerah yang layak dikembangkan,” ujar sosok yang akrab disapa Kang Emil itu. (rol)