Catatan Hazmi Srondol: Akhirnya Prabowo pun Menangis

“Soalnya saya pengen dengar pidato Prabowo langsung, mas. Jarang saya dapat kesempatan mewakili pengurus ke acara yang terbatas ini” jelasnya sambil tersenyum girang.

Jujur saja, saya sempat merasa — abang itu hanya sekedar menghibur diri saja. Namun ternyata su’udzon saya salah. Saya melihat dari kejauhan beliau begitu hikmat dan berdiri mendengarkan pidato Prabowo di mimbar saat usai upacara.

Bahkan sempat kuperhatikan, ia tidak sempat mengambil nasi begana yang disediakan panitia upacara untuk para undangan. Rencana nambah nasi pun kubatalkan, rasanya sungkan saja. Padahal sebenarnya, saat itu aku benar-benar lapar karena lupa sarapan.

Dalam kesempatan lain bertemu Prabowo di kediamannya di kaki Bukit Hambalang, sempat kutanyakan perihal gaji pengurus ini. Sempat terfikir ada korupsi dari DPP yang tidak membagikan uang operasional ke DPC atau turunannya.

“Oh, tidak. Tidak begitu, mas Srondol. Memang sudah tiga tahun ini DPP tidak mengucurkan dana ke bawah.” Jelas Prabowo lugas.

Aku hanya bisa melongo saja. Aku fikir, Partai Gerindra yang kini di Facebook sudah mencapai 9 juta anggota, lebih besar dari Democrats Party-nya Barack Obama serta dukungan 3,3 juta di pages FB Prabowo, besar karena dana dari Ketua Dewan Pembinannya yang assetnya trilyunan tersebut. Aset yang didapatkan dari bisnis eksplorasi ladang minyak di Kazakta, Yordania dan beberapa negara luar negeri lainnya.

Statistik yang boleh jadi, jika pemilu dilakukan secara virtual via Internet—partai ini langsung menjadi pemenangnya.

“Ada kejadian menarik saat kami ke Sumatera, Mas” kata Prabowo lagi.

“Apa itu, pak?” tanyaku penasaran.

“Saat itu kami berkunjung untuk bertemu para kader disana. Saat itu, lokasi yang sangat terpencil membuat kami pesimis akan peserta yang bakal hadir. Tapi ternyata tidak. Ramai sekali disana…” lanjut Prabowo menjelaskan.

“Trus, pak?”