Eks Kontributor Majalah Playboy jadi Dirut TVRI, Wasekjen PD Pertanyakan

Dirut TVRI yang baru. Semoga ia tak melarang kita mudik dengan Zoom atau video call, karena yang membangun “tol langit” (konon) adalah junjungannya,” tulis Tarli di akun @TarliNugroho.

Cuitan @imanbr yang sama juga diunggah kembali founder Dinar Institute Sidi Abdullah. “Hari gini percaya @imanbr? Kapokmu kapan,” tulis Sidi di akun @SidiAbdullah_.

Sebelumnya, wartawan senior Muchlis A Rofik mengingatkan, bahwa Dewas TVRI bermasalah, di mana pemecatan Helmy Yahya ada proses yang zalim dan tidak fair.

Dewas TVRI itu bermasalah. Keputusan pemecatan Helmy masih kisruh. Ada proses yang zalim, gak fair.  Kalo terus ada yang memanfaatkan kisruh biar masuk jadi direksi, itu nggak sensitif. Ini bukan soal siapa dan kubu mana yang terpilih,” tulis Muchlis di akun @muchlis_ar.

Iman Br sendiri menyatakan akan berpihak kepada publik dalam menakhodai TVRI. “Dalam era digital kita tidak bisa menutupi siapa diri kita, sejak awal saya tidak berbohong. Semua bisa dilihat jejak digital. Namun percayalah saya mengikuti semua proses rekrutmen yang berat untuk kepentingan bangsa, kepentingan hanya untuk publik bukan politik apalagi kelompok,” tulis Iman di akun @imanbr.

@imanbr menambahkan: “Disamping itu, saya mengajak semua pihak terutama seluruh karyawan TVRI, agar kita membuktikan mampu bekerja dengan team work, professional, independen dan berpihak kepada publik.” (*glr)