Gubernur Kaltim: Pak Jokowi Gausah Beribadah, Pasti Masuk Surga…

“Artinya Bapak (Jokowi) mewujudkan cita-cita itu,” tutur  Isran.

Sebagai informasi, Soekarno mewacanakan pemindahan ibu kota negara ke Palangka Raya, Kalteng, pada 1965.

Soeharto mewacanakan daerah Jonggol, Bogor, sebagai ibu kota negara. Setelah tenggelam, pada 2010 wacana ibu kota negara kembali muncul setelah SBY menawarkan opsi pemindahan ibu kota negara sebagai cara mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta.

Memasuki era pemerintah Jokowi, tepat 2019 pemerintah memutuskan ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, tepatnya di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Isran melanjutkan, saat itu, Jokowi menyampaikan ke dirinya bahwa pemindahan ibu kota negara ke Kalimatan Timur, tidak ujug-ujug, tapi melalui proses panjang.

Bahkan kajian strategis sudah dilakukan sejak tahun kedua masa pemerintahan Jokowi, pada 2016.

“Jadi Bapak (Jokowi) tidak usah khawatir pasti Bapak masuk surga,” tutur Isran lagi.

Tak hanya itu, Isran juga mengaku meminta Jokowi tak perlu pikir panjang dalam memindahkan ibu kota negara.

“Bapak tidak usah pikir juga. Karena kalau Bapak bisa pindahkan ibu kota ini. Bapak akan dikenang oleh anak bangsa ini sampai kapan pun sebagai sebuah wujud karya besar kepala negara,” jelas Isran sebelum masuk ke materi kuliah umumnya.

Kurang lebih satu jam Isran Noor menyampaikan materi kuliah umum dihadapan Rektor UI, Prof Kuncoro, para dekan dan pembantu dekan serta mahasiswa yang menyaksikan secara langsung (offline) di Gedung IASTH lantai 5 Kampus UI, Salemba, Jakarta.

Sementara, peserta yang menyaksikan melalui zoom meeting, pantauan Kompas.com di atas 200 peserta.

Dalam pemaparannya, Isran menyampaikan kondisi sosial ekonomi di Kaltim serta letak daerah yang dinilai strategis sebagai ibu kota negara. Selain itu, Isran juga memaparkan infrastruktur pendukung yang sudah terbangun serta konsep pembangunan ibu kota negara yang ramah lingkungan. []