Rizal Ramli: Kami Tak Seberani Bung Karno Untuk Nasionalisasi…

rizal ramliEramuslim.com – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menegaskan jika para pejabat dan pembuat kebijakan di Indonesia melaksanakan pasal 33 UUD 45 maka Indonesia akan makmur.

“Tapi karena sengaja dibelokkan, kita itu nggak dapat apa-apa. Kita miskin karena kita kaya. Kalau kita miskin beneran ya pantas miskin. Tapi ini karena kita kaya,” tegas Rizal saat menjadi keynote speech di acara roundtable discussion Lembaga Ketahanan Nasional (lemhanas), Jakarta Pusat, Selasa (3/11)

Menurut Rizal, saat inilah waktu yang tepat untuk menulis ulang sejarah bangsa. Rizal membeberkan sudah banyak kesempatan emas yang diberikan oleh Tuhan untuk Indonesia namun disia-siakan karena ulah pejabatanya yang tunduk pada asing dan gampang disogok oleh pemilik modal.

Rizal pun merinci bagimana kondisi Indonesia saat di awal Orde Baru yang menjadi negara kaya akan sumber daya, namun karena tidak miliki sustainability strategy atau downstream strategy dan terlalu percaya nasihat Bank Dunia untuk ekspor kayu gelondongan akhirnya yang menikmati hanya segeleintingan orang saja. Menurut Rizal saat itu banyak mantan-mantan jenderal yang kaya tapi rakyat tidak dapat apa-apa.

Hal yang paling menyedihkan lagi, lanjutnya sumber daya mineral dan minyak Indonesia pun ikut disia-siakan. Selain konsesi yang dibagi-bagi untuk lakukan eksplorasi, Indonesia tidak ada strategi untuk membuat nilai tambah karena hanya menjual bahan mentah. Akibatnya, kilang saja tidak ada yang bisa dibuat.

“Jadi kita kirim minyak mentah ke Singapura, diolah dijual lagi ke Indonesia. Padahal kalau bikin kilang di Indonesia kita bisa potong biaya untuk hasilkan premium 50 persen lebih,” beber Rizal.

Rizal mengatakan, dunia minyak dan gas (migas) sudah dikuasai mafia yang tumbuh besar karena bisa menyogok elit dan pejabat Indonesia. Mafia punya kepentingan untuk membuat Indonesia terus mengimpor minyak dari luat.

“Bayangkan Indonesia impor minyak mentah dari spot market. Nggak ada tuh di seluruh dunia. Jepang beli BBM long term kontrak, tapi kita sengaja beli di spot market yang harganya bisa berubah tiap jam. Disitulah mafianya, kemudian bisa menyogok pejabat,” urai Rizal

Belum lagi, bicara batubara yang menurut Rizal masih banyak pengusaha lokalnya namun rakyat Indonesia hanya mendapat sedikit. Rizal mengatakan kekayaan mineral di Indonesia sudah hampir seluruhnya diserahkan ke asing. Pejabat Indonesia kata Rizal mudah disogok dalam hal perpanjang kontrak karya, salah satunya kasus Freeport.

Atas dasar itu, Rizal pun menyampaikan keseriusannya soal menekan peusahaan asal Amerika Serikat itu agar mau membayar royalti lebih dari 6 hingga 7 persen. Kebijakan divestasi dan pembangunan smelter harus dilakukan dalam kontrak karya dengan freeport yang sudah mau habis itu.

“Kita tidak bisa berubah karena pejabat Indonesia gampang disogok. Dikasih saham kosong freeport 10 persen sehigga sahamnya nggak berubah. Jangan terulang kembali diperpanja kontrak kedua. Waktunya momentum to re-write history. Kami nggak seberani Bung Karno untuk nasionalisasi, tapi kita ingin fair,” demikian Rizal. (ts/RMOL)