Jokowi Sebut Indonesia Tidak Ekspor Nikel Mentah, PKS: Kita Bukan Supporter Industrialisasi China

Di semester I tahun 2021, harga nikel internasional mengacu pada SMM (Shanghai Metal Market) sebesar US$ 79,61 per ton. Sedangkan harga nikel domestik mengacu pada HPM (harga pokok mineral) hanya US$ 38,19 per ton. Kurang dari setengahnya.

Akibatnya, penerimaan negara dari royalti nikel rendah, belum lagi pendapatan negara dari pajak ekspor bijih nikel menjadi “nol”.

“Dengan kondisi seperti ini, kita terlalu memanjakan pengusaha smelter dengan harga bijih nikel yang kurang dari separo harga internasional dan “nol” persen PPh badan. Termasuk juga derasnya TKA dari China.  Sementara hasilnya hanya produk setengah jadi untuk keperluan industrialisasi di China,” jelas Mulyanto.

Politisi PKS itu minta kebijakan hilirisasi setengah hati ini dikoreksi total.  Sebab tidak menguntungkan bagi negara. Kebijakan itu dinilai hanya menguntungkan pengusaha dan industri asing.

“Kita perlu meningkatkan penerimaan negara di tengah himpitan utang untuk pembiayaan pandemi.  Terobosan program hilirisasi, evaluasi HPM, dan pph badan untuk industri smelter perlu dipertimbangkan pemerintah secara serius. National interest kita yang utama. Kita bukan supporter bagi program industrialisasi China,” tandas Mulyanto. [FIN]