Jokowi Tak Mau Lindungi Pengusaha Pribumi Indonesia, Dia Itu Presiden Siapa?

jokowi-james_riadi_20131012_123125_zps4ef196e2Eramuslim.com – Dalam pembukaan Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Sabtu 12 Desember 2015 di Jakarta, Presiden Jokowi mengatakan visi ke depan Indonesia adalah meningkatkan kompetisi, bukan memproteksi. Tak akan ada lagilah memproteksi, itu memanjakan, memberikan perlindungan, membuat daya saing rendah.
Apa maksud pernyataan Jokowi sebagai Presiden RI? Ataukah Jokowi memang bukan Presidem Bangsa Indonesia, melainkan Presiden Bangsa Asing di Indonesia?, geram Ketua Umum DPP APKLI dr. Ali Mahsun, M. Biomed Sabtu 12/12/2015 di Jakarta
Presiden Jokowi tak mau lindungi atau proteksi ekonomi rakyat hadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Artinya Jokowi blak-blakan membiarkan ekonomi dan mata pencarian rakyat Indonesia digerus dan dijajah bangsa asing. Karena dari segala lini, ekonomi rakyat tak terkecuali 25 juta PKL di seluruh Indonesia tidak siap hadapi MEA.
Oleh karena itu, Jokowi tidak boleh paksakan kehendak karena hal tersebut melanggar Pancasila dan UUD 1945. Amerika Serikat saja, Mbahnya Kapitalisme overprotektihe terjadap produk dan ekonomi dalam negerinya.
Ada apa Presiden Jokowi tak mau proteksi ekonomi rakyatnya sendiri? Mau menggadaikan Indonesia ke bangsa asing? No way!!! Sepanjang masih ada nafas dalam badan PKL diseluruh Indonesia, hal tesebut takkan terjadi, tak akan dibiarkan, ujar Ali dokter ahli kekebalan tubuh jebolan FK Unibraw Malang dan FK UI Jakarta.
Sikap tegas APKLI terhadap berbagai kebijakan rezim Jokowi-JK yang kasat mata berpihak ke kongsi kapitalis multinasional atau asing, serta selalu mengorbankan atau menjajah ekonomi dan mata pencarian rakyat Indonesia, tak terkecuali 25 Juta PKL diseluruh tanah air akan ditetapkan pada RAPIMNAS III APKLI 18 – 20 Desember 2015 di Mataram NTB.
Demikian juga terkait pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Indonesia per 31 Desember 2015. Apapun resikonya, APKLI konsisten, takkan mundur sejengjalpun pasang badan terhadap segala bentuk penjajahan ekonomi bangsa Indonesia walau harus berhadap-hadapan dengan para komparador pelacur anak bangsa sendiri yang hobinya menjual Indonesia ke bangsa asing, pungkas Ali Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI 1995 – 1998. [ts/citizenjurnalism]