Kemarin, 20.000-an Massa Aliansi Tarik Mandat Geruduk DPR/MPR Serukan Sidang Istimewa

demo jokowi lagiEramuslim.com – Rabu kemarin,  16/12/2015, Aliansi Tarik Mandat (ATM) kembali melakukan aksi dengan jumlah masa yang cukup besar. Pantauan Kabar Pergerakan masa itu mecapai 20.000-an. Masa aksi yang terdiri dari Mahasiswa, pemuda, buruh dan pedagang kaki lima tersebut berorasi di depan Gedung DPR/MPR RI mendesak untuk melakukan Sidang Istimewa, kembali ke UUD 45, dan Cabut Mandat Jokowi-Jk. Hanya saja, berita ini tidak gegap-gempita karena banyak media mainstream yangs udah kena guyuran uang dari rezim penguasa sehingga kehilangan idealismenya.
Sebagaimana diketahui Aliansi Tarik Mandat ini adalah gerakan yang paling konsisten menuntut Jokowi-Jk mundur dari jabatannya karena dianggap telah gagal memimpin Bangsa. Berbulan-bulan gerakan ini nyaris disetiap minggu rutin menggeruduk istana dan DPR RI dan kini gerakan itu nampaknya sudah sangat meluas dan membesar jumlah masa selalu bertambah banyak setiap kali ATM Berunjuk rasa.
Beni Pramula Presidium ATM yang juga ketua Umum DPP IMM dalam orasinya siang ini mengatakan. “Sudah setahun lebih Jokowi-JK menahkodai bangsa Indonesia. Harapan rakyat Indonesia begitu besar. Begitupun harapan pemuda. Presiden yang‎ merepresentasikan diri sebagai wong cilik, yang mampu mengangkat kesejahteraan rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia dengan visi Trisakti, dan semangat Pancasila. Mencita-citakan bangsa yang berdaulat yang terjadi ialah ironi dari semua harapan itu”.‎
Beni Menambahkan “Mempertahankan Pemerintahan hari ini sama dengan bangsa ini akan menggung dosa sejarah dikemudian hari karena telah melakukan pembiaran terhadap kedzaliman yang nyata, inilah saatnya untuk menyelamatkan NKRI dari pemimpin khianat yang tak patut ditaati. Para Ulama bersatulah teguhkan hati umat untuk melawan kedzaliman jangan biarkan umat terkubur kelam dalam kubang kesengsaraan dibawah Rezim penuh kepalsuan. Para cendikia kelompok intelektual, pengamat berhentilah berkutat dengan pena dan agitasi gong revolusi telah kami tabuh mari sambut dan buat batas-batas egosentris itu. Mahasiswa, pemuda inilah saatnya kita bersatu mencerahkan kehidupan berbangsa jangan lagi mau dipecah belah. Ayo Turun tangan semua. Inilah saatnya kita bergandengan untuk menyelamatkan NKRI dari Neokolonialisme dan proksi2 yang menjarah kekayaan bangsa ini. Lihatlah Setahun memimpin, Rakyat Indonesia harus mengubur harapan atas janji-janji kampanye yang manis itu. Semangat Pancasila tak lagi menjadi spirit, Trisakti sekedar retorika politik semata, Nawacita jadi dukacita. Kedaulatan semakin jauh dari kenyataan. Kebijakan ekonomi dibawah pemerintahan Jokowi-JK malah semakin liberal. Membuka keran liberalisasi disemua sektor. BBM disesuaikan dengan harga pasar, membuka keran investasi seluas-luasnya ditunjang dengan paket deregulasi yang cenderung “menjual”  daripada “Menguntungkan” negara. Janji mengembangkan mobil Nasional, nyatanya tidak. Alih-alih menciptakan lapangan kerja baru malah memberikan karpet merah kepada ribuan pekerja‎ asing. Rupiah menembus angka Rp.14. 000/Dolar. Kembali berhutang kepada ADB dan Worldbank, menggadaikan 3 bank BUMN hanya untuk proyek kereta cepat, semua harga naik. Tarif listrik semakin mahal, lambat menyelesaikan darurat asap, dan memperpanjang izin ekspor PT. Freeport walaupun jelas melanggar UU Minerba, dan menjamin perpanjangan Kontrak Karya PT. Freeport”.‎
Beni juga mengatakan “Selama Memimpin, Politik makin gaduh. Leadership Lemah. Republik Indonesia di Era Jokowi, layaknya Republik Multipilot. Jokowi tak bisa melepaskan diri dari kepentingan elit politik dan para pemilik modal besar di belakangnya. Setahun Memimpin, penegakan hukum makin sulit terwujud. KPK dan kepolisian malah semakin lemah. Sejumlah kasus-kasus besar semakin tak jelas penyelesaiannya, Nawacita jadi dukacita, Trisakti Jokowi telah Mati. Jokowi adalah produk sistem pollitik yang semakin liberal. Begitupun kondisi bangsa yang semakin hari semakin memprihatinkan, akibat dari ekonomi yang semakin liberal. Sehingga berdampak kepada kebudayaan bangsa. Begitupun korupsi yang semakin marak, adalah hasil dari demokrasi liberal yang kita anut saat ini. Maka sudah sepantasnya kiblat bangsa diluruskan.
Perbaiki sistem. Maka, Kami bangkit dan melawan. Menuju bangsa Merdeka, Berdaulat, Adil, dan Makmur. Tuntutan aksi kami hari ini ialah :‎
‎Tuntutan :
1. Menjalankan system Ekonomi dan Pemerintahan, sesuai dengan Pancasila
dan UUD 1945, Kembali Ke UUD 1945
2. Mendesak Kepada DPR/MPR-RI Untuk melaksanakan sidang istimewa kemblai
ke UUD 1945
3. Tolak perpanjangan kontrak karya PT. Freeport, dan Usut tuntas kasus
lobi saham PT. Freeport. Tangkap semua yang terlibat.
4. Nasionalisasi aset-aset strategis Bangsa
5. Turunkan Presiden Boneka Asing (ts/onlineindo.tv)