Khutbah Jumat Yang Menggetarkan: Al-Quds dan Intifadhah Palestina!

Apakah dengan kesepakatan itu pertanda penjajahan telah berakhir? Ternyata tidak, penjajahan berlanjut dan perjuangan rakyat Palestina juga terus dilakukan. Maka meletuslah selanjutnya Intifadah kedua yang dikenal dengan nama Intifadhah Al-Aqsha pada bulan September tahun 2000. Penamaan Al-Aqsha tidak lepas dari penyebab meletusnya aksi itu, yaitu ketika Perdana Menteri Israel ketika itu, Ariel Sharon memaksa masuk ke dalam komplek masjid Al-Aqsha dengan membawa 1.200 personil kepolisian.

Menghadapi kondisi ini, jamaah masjid suci Al-Aqsha tidak tinggal diam, mereka melakukan perlawanan. Bentrokan pun meletus, darah suci para penjaga masjid Al-Aqsha membasahi pelataran masjid. Darah perjuangan itulah yang mewakili pembelaan umat Islam, yang kelak akan menjadi saksi kesungguhan perjuangan mereka di jalan Allah Swt.

Intifadhah ketiga dimulai pada tanggal 1 Oktober 2015, dengan nama Intifadhah Sakakin. Artinya perlawanan dengan menggunakan pisau. Sedang Intifadhah keempat dimulai hari ini, 8 Desember 2017 yang dinamakan dengan Intifadhah Huriyyat al-Quds (Pembebasan Al-Quds dan Tepi Barat).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Sungguh, saudara muslim kita di sana adalah orang-orang yang berjasa mempertahankan masjid kita, Al-Aqsha. Mereka berada di garda terdepan, menghadapi moncong senjata penjajah Israel, dan tanpa diliputi rasa takut sedikitpun. Mereka mempertahankan masjid yang sesungguhnya juga menjadi tanggungjawab kita untuk mempertahankannya. Umat muslim sedunia tidak diragukan lagi memiliki hutang terhadap jasa perjuangan mereka.

Saudara-saudara kita di Palestina saat ini diusir dari tanah kelahiran mereka, rumah-rumahnya dirobohkan, hidup di bawah tekanan dan blokade berkepanjangan. Mereka adalah orang-orang yang terzalimi, dan mereka memiliki hak untuk melakukan perlawanan dengan beragam bentuknya. Seperti yang difirmankan oleh Allah Swt. dalam QS. Al-Hajj ayat 39 yang berbunyi:

أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ

Artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.

Orang-orang Palestina berperang dengan semangat keimanan mereka, mengerahkan tenaga baik dalam bentuk fisik, fikiran dan menggunakan persenjataan yang sangat terbatas. Namun disitulah kekuatan sesungguhnya, yang membuat musuh-musuh Allah menjadi takut. Sedangkan kita yang berada jauh dari mereka secara fisik, maka persiapkanlah materi terbaik dan doa terbaik kita untuk mereka. Karena setiap harta yang kita infakkan di jalan Allah, niscaya akan mendapatkan balasan yang tak ternilai harganya.