Lebaynya Pengamanan Pelantikan Jokowi

Pengamanan mega tersebut, menurut Kepala Kepolisian Republk Indonesia Jenderal Tito Karnavian untuk mengantisipasi aksi unjuk rasa yang kemungkinan akan terjadi saat acara pelantikan Jokowi – Ma’ruf Amin digelar. Pasalnya, menurut Tito, unjuk rasa yang terjadi belakangan ini kerap berakhir ricuh.

“Pengalaman kami beberapa kali terjadi, adik-adik mahasiswa pada siang hari (berdemonstrasi) aman saja, tapi malamnya mulai lempar batu, bakar-bakaran, ada senjata berbahaya, merusak fasilitas umum,” ujarnya usai apel pengamanan pelantikan tersebut di Lapangan Silang Monas, Kamis kemarin 17 Oktober 2019.

Tak hanya itu, polisi juga mengeluarkan larangan berdemonstrasi di seluruh daerah hingga pelantikan besok. Meskipun mengakui bahwa demonstrasi merupakan hak yang dilindungi undang-undang, Tito menyatakan bahwa hal itu sebagai diskresi Polri untuk menjaga harkat dan martabat bangsa.

“Kami tidak mau menanggung resiko bangsa dicap buruk. Ini momentum untuk menunjukkan ke dunia internasional bahwa kita bangsa yang besar, tertib dan damai,” kata Tito.

Kekhawatiran akan adanya demonstrasi besar-besaran pada Ahad besok juga berimbas di daerah sekitar DKI Jakarta. Polisi bahkan akan berupaya melakukan penjegalan mobilisasi massa yang menuju DKI Jakarta.

Misalnya seperti yang diungkapkan oleh Kepala Biro Operasi Polres Tangerang Selatan Komisaris Murodih pada Rabu lalu. Murodih menyatakan pihaknya menyiagakan 250 personel gabungan untuk berjaga agar massa yang berniat berdemonstrasi tidak masuk wilayah DKI Jakarta.

“Pasukan disiagakan di polres dan polsek- polsek, kami pertebal di Pamulang dan Ciputat karena saat demo kemarin yang berangkat dari sana cukup banyak,” ujarnya. “Apabila ada konsentrasi massa kita coba mendekatkan dan kita sampaikan dengan pemahaman- pemahaman. Ya kalo berangkat kita upayakan kalo bisa kita sekat.”