MUI: Kita tak Ingin Maju Jika Keadilan Diinjak-injak

Eramuslim – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas mengatakan, Indonesia harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menjadi negara maju yang diperhitungkan oleh dunia. Menurut, menurut dia, semua hal yang menghambat kemajuan itu juga harus disingkirkan.

Sejak didirikan pada 26 Juli 1975, MUI kini telah menapaki usianya yang ke-45. Anwar berharap, MUI bisa turut serta dalam memajukan Indonesia. Namun, kata dia, MUI tidak menginginkan negara ini sekadar maju, tapi juga berkeadilan dan beradab.

“Kita tidak ingin maju kalau seandainya keadilan diinjak-injak, kita tidak ingin maju kalau seandainya kedzaliman dan diskriminasi di mana-mana, kita ingin maju kalau seandainya keadilan, etika, akhlak, dan adab itu tegak,” ujar Anwar kepada Republika.co.id melalui pesan What’sApp, Ahad (26/7).

Dia mengatakan, MUI berharap Indonesia tidak hanya maju dari sisi materialnya saja, tapi juga dari sisi spiritualitasnya. Karena itu, menurut dia, MUI menginginkan negara ini tetap menjaga jatidirinya sebagai bangsa yang beragama dan bangsa yang bertuhan.

“Karena kita adalah sebuah negara yang mungkin satu-satunya di dunia yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap pembelaan akan agama, tentang kemanusiaan, tentang persatuan dan kesatuan, tentang permusyarawatan dan tentnag keadilan,” katanya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa secara konseptual Indonesia memang memiliki kelebihan, tetapi di dalam pelaksanaannya masih terlihat banyak kelemahan. Karena itu, dia mengimbau kepada semua pihak untuk selalu meningkatkan persatuan dan mempererat rasa kebersamaan.

“Dan mari kita singkirkan segala hal-hal yang bertentangan dengan falsafah bangsa kita yaitu Pancasila dan UUD 1945,” ucap Ketua PP Muhammadiyah ini.