MUI Pusat: Rasul SAW Ceramah Seperti Panglima Perang Beri Komando, Tidak Ketawa-Ketawa Seperti Pelawak

muiEramuslim.com – Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Ahmad Cholil Ridwan, Lc menyoroti tingkah dan perilaku para penceramah di televisi.

Menurutnya, gaya berceramah yang kemayu seperti yang dibawakan oleh M Nur Maulana di televisi sudah berlebihan dan tidak Islami.

“Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, Nabi pun mengatakan Khoirul umuuri awsathuha (sebaik-baik perkara itu yang pertengahan), jadi jangan berlebihan dengan gayanya yang model begitu; ‘jamaah, oh jamaah…’ sambil muter-muter begitu. Yang berlebihan itu tidak Islami!” kata Kyai Cholil seperti dimuat laman Panjimas.com (10/11).

Kemudian, Kyai Cholil yang aktif di Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) itu menjelaskan, berceramah penuh dengan gelak tawa juga tidak patut bagi seorang ustadz.

“Seperti pelawak itu tidak patut bagi seorang ustadz. Zaman dulu tidak ada Ustadz kayak begitu,” tegasnya.

Oleh sebab itu, ulama sepuh pengasuh Pondok Pesantren Al-Husnayain tersebut menyampaikan nasihat kepada siapa pun; para muballigh, dai, ustadz dan para penceramah di televisi, agar mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah.

“Nasihat saya kepada siapa pun; ulama, kyai, ustadz, kalau ceramah atau khutbah ikutilah sunnah Rasul, kembali kepada sahabat dan ulama-ulama salaf. Gayanya jangan berlebihan, pakaian dan penampilan juga sederhana.”

Penyampaian ayat yang serius tidak cengengesan atau ketawa-ketawa. Nabi Muhammad itu kalau dia cermaah, suaranya tinggi seperti panglima perang memberi komando dan matanya merah, bukan cengengesan bikin orang ketawa, karena ketawa itu menggelapkan hati,” jelasnya.(ts/panjimas)