Potensi Gempa Megathrust M 8,7, BMKG: Jakarta hingga Lampung Akan Terdampak

Selain itu, sambung dia, BMKG juga membuat pemodelan landakan, sehingga bisa tahu daerah pesisir itu akan terlandak, tingginya berapa dan mana saja daerah yang aman.

“Ini (mitigasi) diberikan ke putra daerah untuk menjadi acuan mitigasi untuk membuat penataan berbasis mitigasi,” terangnya.

Namun demikian, Daryono menegaskan, karena bangsa Indonesia ditakdirkan untuk hidup di atas batas lempengan, maka itu menjadi risiko yang harus dihadapi. Sehingga, Indonesia harus bisa bertahan menyelesaikan masalah ini.

Bukan hanya upaya-upaya yang harus dilakukan, tapi pemerintah juga terus mendukung dengan dipasangnya alat mitigasi yang lengkap di Selat Sunda.

“Sensor system ada 18, tide gauge ada 5, water level, automatic water system ada, IDSL punya KKP, BIG menaruh sensor tide gauge, 2 sirine tsunami yang ditempatkan Lampung dan Anyer, sirine tsunami ada 5 di sana,” ungkapnya.

Lebih dari itu, dia menambahkan BMKG juga terus mengedukasi masyarakat dan stakeholder supaya punya respons dan dapat mengurangi risiko.

Pihaknya selalu menyampaikan kepada masyarakat bahwa memang proses alam yang membahayakan ada, tapi masyarakat harus paham cara selamatnya.

“Memahami warning, memahami ciri-ciri alamiah agar kita selamat, ada guncangan gempa kuat harus menjauh dari pantai, lalu gempa yang mengayun lama kita juga harus menjauh dari pantai. Edukasinya kita ajarkan terus,” pungkas Daryono. [Okezone]