Prof. Yusril: Waspada Tipu-Tipu ala Cina, Patutkah Mereka Disebut Sebagai Investor?

yusrilEramuslim.com – Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra ikut mempertanyakan persoalan pembangunan kereta api cepat Bandung-Jakarta. Bahkan, ia mempertanyakan kelayakan Cina disebut sebagai investor.

Yusril mempertanyakan hal tersebut melalui kicauannya di akun Twitter @Yusrilihza_Mhd. “Saya ingin bertanya, barangkali ada yang bisa menjelaskan apakah memang urgent membangun kereta api cepat yang menghubungkan Bandung-Jakarta?Apakah dengan jalan tol Cipularang, kereta api yang ada sekarang, dan pesawat yang terbang Jakarta-Bandung PP masih belum cukup memuaskan?” begitu kicauan pembuka Yusril.

Menurut Yusril, pertanyaan tentang urgensi ini perlu dijelaskan karena biaya pembangunan kereta cepat itu biayanya 5 miliar dolar AS atau Rp 78 triliun. Biaya itu bukan berasal dari pengalihan subsidi BBM, melainkan setoran equity 25 persen konsorsium empat BUMN senilai hampir Rp 19 triliun.

“Sementara, sisanya 75 persen berasal pinjaman dari Cina kepada empat BUMN tersebut yang harus dilunasi selama 60 tahun,” ungkap Yusril, dalam twit-nya, Kamis malam (22/10).

Kontraktor pembangunan kereta cepat itu adalah pihak Cina sendiri yang mungkin nanti akan bawa tenaga kerja dari Cina pula. “Kalau kontraktor itu lalai atau wanprestasi mengerjakan proyek kereta cepat itu, apa yang akan terjadi dengan pinjaman kepada konsorsium 4 BUMN itu?”

Menurutnya, yang namanya utang ya tetap utang yang harus dicicil utang pokok plus bunganya jika telah jatuh tempo. “Cina tidak akan mau pusing dengan kelalaian kontraktornya sendiri, sengaja atau tidak sengaja, yg namanya utang ya harus bayar. Kalau tak mampu bayar bukan mustahil Cina akan akuisisi saham keempat konsorsium BUMN tersebut. Maka, Cina mulai kuasai BUMN kita,” ungkap Yusril.

Di bagian akhirnya, Yusril menyebut bahwa itulah model “investasi” Cina ke negara kita sekarang ini. Layakkah mereka disebut sebagai investor? (ts/ROL)