Sastrawan Internasional: Puisi Sukmawati Langgar Rambu-Rambu Puisi

Eramuslim ā€“ Sastrawan Internasional, Ahmadun Yosi Herfanda, yang terkenal dengan penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) menilai puisi yang dikarang dan dibacakan Sukmawati Soekarnoputri di Indonesian Fashion Week hari Minggu (1/4) kemarin telah melanggar rambu-rambu puisi.

“Tentu dalam menulis puisi, juga menulis genre sastra yang lain, selalu ada etika, salah satunya tidak boleh menyulut sentimen suku, agama, dan ras (SARA). Jadi yang dilakukan Bu Sukma ini jelas melanggar rambu-rambu dasar yang patut nya ditaati,” ujar Ahmadun Yosi Herfanda kepada Kantor Berita Politik RMOL awal pekan ini.

A.Y. Herfanda menjelaskan bahwa puisi yang dibawakan Sukmawati Soekarnoputri tersebut memang merupakan jenis puisi kritik perbandingan namun perbandingan yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarnoputri ini sangat tidak wajar dan sembrono.

“Perbandingan antara tradisi budaya (kidung) dan agama (adzan) yang dilakukan Bu Sukma ini tentu bukan kewajaran, melainkan kesembronoan,” papar A.Y. Herfanda.

A.Y. Herfanda menambahkan bahwa simbolisasi “Ibu Indonesia” dalam puisi Sukmawati Soekarnoputri tersebut sangat kurang pas mengingat bahwa dalam puisinya imaji mengenai “Ibu Indonesia” dipersempit yaitu terbatas pada gambaran wilayah Jawa saja.