Sindiran Cerdas Eep Kepada Syafii Maarif di ILC Semalam

Eramuslim.com – Ada hal menarik saat acara ILC (Indonesia Lawyers Club) di TV One malam ini, Selasa 25 April 2017, dimana tema yang dibawakan adalah “Merajut Jakarta Kembali”. Sebuah tema yang cukup membangun karena merupakan bagian menampung ide dan pemikiran berbagai kalangan tetang bagaimana merajut kembali kerenggangan, ketegangan maupun “luka” selama pelaksanaan pilkada DKI.

Salah satu yang diwawancarai adalah Syafi’i Maarif, seorang ahoker sepuh. Melalui teleconference, dia menganjurkan semua pihak untuk menganggap bahwa gubernur terpilih adalah gubernur bagi semuanya, dan harus diakui oleh semuanya. Hasil selisih 15% itu menandakan legalitas Anies-Sandi cukup kuat terpilih dalam pilkada yang bermartabat.

Tetapi saat menutup statemennya Syafi’i Ma’arif menganjurkan gubernur terpilih Anies-Sandi supaya jangan mendekati kelompok yang keras atau radikal karena berkaca pada tragedi perang Suriah yang mengakibatkan korban nyawa ratusan ribu orang, dan itu diprovokasi kelompok semacam ISIS. Jelas, disini tokoh liberal sepuh ini salah kaprah dan tidak menguasai materi.

Sebuah closing yang cukup membuat banyak orang termasuk Anies sendiri terdiam karena merasa ada sesuatu yang mengganjal. Pertama, menjadi ada yang dituding sebagai pro ISIS dan ini cukup bisa membuka peluang salah paham.

Kedua, kurang pas dengan tema “Merajut Jakarta Kembali ” malah seolah membuka front baru dengan kelompok yang tidak disebut namanya tapi dianggap pro radikal. Syafii yang sudah sepuh agaknya sudah mulai kehilangan fokus di usianya yang semakin tua.

Untunglah setelah Syafi’i Maarif giliran Eep Saifulloh Fatah yang dianggap mewakili lembaga survei memberikan pandangannya yang cukup brillian, beradab, mencerdaskan sekaligus menyejukkan.

Saat ditanya mengapa ada cukup banyak hasil survei yang kurang pas hasil pilkada?, Eep yang merupakan pemilik lembaga survey menyindir halus adanya kepentingan dan afiliasi serta dibayarnya sebagian lembaga survei, tetapi di titik ini Eep terlihat tidak ingin lebih jauh menguliti lembaga survei yang dimaksud, agar tema merajut kembali Jakarta benar-benar bisa dicapai.

Dan saat penutup itulah Eep dengan cara cerdas dan sopan santun mengoreksi statemen Syafi’i Maarif bahwa jika ingin merajut dan memperbaiki kembali Jakarta maka gubernur Anies-sandi harus merangkul semua kelompok, jangan malah dihimbau untuk jangan mendekati kelompok ini dan itu.

Eep Bahkan menganjurkan gubernur terpilih utuk membentuk semacam dewan penasehat gubernur yang terdiri dari semua mantan gubernur DKI termasuk Ahok untuk memberikan saran dan masukan dalam Anies-Sandi menjalankan tugasnya.

Menutup statemennya, Eep mengingatkan agar Monas bukan dibebaskan dari aktifitas warga atau dilarang digunakan, tetapi seharusnya diperbolehkan digunakan oleh semua kelompok agama; Islam, Kristen, Budha dan Hindu sehingga semua merasa lega dan merasa memiliki.

Dan hendaknya publik yang arif pun jangan memperpanjang statemen Syafii Ma’arif, kita berprasangka baik mungkin faktor usianya yang memang sudah semakin buanyak, sehingga keluarnya  statemen yang tidak bijak. (kl/pm)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pahlawan-akankah-hanya-menjadi-kenangan-untold-history-eramuslim-digest-edisi-9.htm