Slot Orbit Indonesia Masih Didominasi Asing

Eramuslim.com – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memuji cara Universal Satelit Indonesia (Unisat) menjalankan bisnis satelit. Sebab sampai saat ini, dari sekitar 30 slot orbit yang berada di atas wilayah Indonesia, yang dikuasai perusahaan lokal masih bisa dihitung jari.

“Kalau dilihat di equatorial, kita ini hampir 50 derajat. Jika menempatkan satelit itu ada ruang 1,5 derajat, artinya ada 30 slot orbit. Dari 30 lebih slot yang ada di atas Indonesia, kita hanya punya 7-8 slot orbit yang dipegang perusahaan Indonesia, sisanya punya orang,” ujar Menkominfo di Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (28/2/2017).

Karenanya, Rudiantara mengapresiasi apa yang dilakukan Unisat dengan memanfaatkan orbit kepunyaan organisasi satelit asal Rusia, Intersputnik, yang memiliki slot orbit di atas Indonesia. Unisat akan meluncurkan satelit dengan mengisi di slot orbit 103 Bujur Timur pada 2020 nanti.

“Intersputnik ini punya slot orbit di atas kita (Indonesia), saya katakan, teman-teman (Unisat) ini smart, mengajak kerjasama yang punya slot slot,” ucapnya.

“Karena kalau kita mengurus slot sendiri dari mulai mengajukan, kemudian filling yang dibantu Kementerian Kominfo ke ITU, koordinasi dengan satelit kiri kanan agar tidak ada interverensi, sampai ada satelit, itu butuh 10 tahun. Ini (Unisat) baru 2016, tahun sekarang sudah kerjasama (untuk luncurkan satelit),” tutur Rudiantara.

Diungkapkan Rudiantara, secara keseluruhan banyaknya slot orbit milik asing itu di atas Indonesia. Padahal, menguasai slot orbit itu akan memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan lokal.

Apakah sisa slot orbit asing itu akan didorong agar dimanfaatkan oleh perusahaan Indonesia? Rudiantara hanya menjawab, itu tergantung pemilik slot orbit dan perusahaan yang ingin menggunakannya.

“Kalau ada, saya dukung pastinya,” kata pria yang disapa Chief RA ini.

Hal senada juga terucap dari Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI). Menurut Ketua ASSI, Dani Indra Wijanarko, selama kerjasama menguntungkan secara nasional, pasti didukung.

“Definisi menguntungkan secara nasional ini adalah, Indonesia mendapatkan akses ke orbital slot (tambahan) dan tidak mengganggu pemain nasional dalam bermain di pasar domestik,” ujar Dani.

Dengan demikian, kue atau pasar transponder sedapat mungkin dinikmati oleh para pemain nasional, menggunakan produk nasional.

“Jangan hanya jadi perusahaan patungan, yang hanya dapat sebagian kecil keuntungan dari kerjasama yang menggarap pasar nasional,” sebutnya.(hh/dt)