Vaksin MR Kembali Tuai Korban, Seorang Siswa di Aceh Tak Bisa Jalan Usai Disuntik

“Sebelum disuntik dia memang sakit demam selama dua hari. Habis itu saya bawa ke rumah sakit berobat. Setelah panasnya turun baru pergi sekolah lagi. Kemudian setelah disuntik imunisasi 1 Agustus lalu, malamnya tubuh Helmi naik panas lagi, dan paginya dia tidak bisa berjalan,” kata Dewi.

Setelah sempat di rawat di Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli, hingga dirujuk ke RSUDZA Banda Aceh kondisi Helmi sudah membaik. Kedua kakinya sudah bisa bergerak kembali kuat, tapi untuk berjalan sulit lantaran terasa nyeri.

“Sekarang sudah banyak perubahan d bandingkan di Rumah Sakit Sigli. Tidur saja kakinya kaku, tapi sekarang Alhamdulillah sudah bisa bergerak,” katanya.

Pantauan kumparan, saat di rumah sakit Helmi terlihat sudah ceria kembali meski kedua kakinya belum mampu berjalan. Ketika buang air kecil, sang ayah tampak menggendongnya.

Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Aceh, M. Thaib menjelaskan, menurutnya penyakit yang diderita Helmi bukan disebabkan oleh vaksin MR. Ia mencurigai Helmi memiliki penyakit sendiri.

Apalagi sebelum diimunisasi, ia sempat mengalami demam. 

“Kami suntik setelah demamnya reda, kalau dia masih demam tentu kita akan tunda memberikan vaksin. Tapi saat itu kondisinya sudah membaik,” ujarnya, dalam konferensi pers, di kantor Dinas Kesehatan Aceh.

Dikatakan Thaib, Helmi hanya mengalami kelemahan otot. Selama perawatan pihaknya tetap memantau perkembangan pasien. Sejak 3 hari dirawat di RSUZA, secara medis kondisi Helmi sudah ada perbaikan.