Catatan Asyari Usman: Bersatu Dalam Melodi Kejahatan

Melodi kejahatan menyanyikan hutang luar negeri menjadi seolah piutang luar negeri. Para ekonom lurus berpendapat hutang luar negeri bisa meruntuhkan martabat bangsa. Tetapi, komunitas melodi kejahatan melihat hutang luar negeri sebagai “mukjizat” infrastruktur.

Karena itu, komunitas melodi kejahatan tak gentar mempertinggi tumpukan hutang. Ketika sebagian besar orang merasa cemas dengan cara RRC memberikan pinjaman, komunitas melodi kejahatan menampilkan koor satanikal yang mampu membuat para akademisi, cendekiawan dan politisi kawakan menjadi zombi. Mereka berzombi dengan teratur di belakang komunitas melodi kejahatan.

Di kalangan pemilik kuasa ekonomi dan kuasa politik, nyaris tak ada lagi yang berada di atas alam sadar. Ini menyebabkan orang-orang yang waras saling pandang. Kehilangan percaya diri. Mereka meredam pertanyaan: siapakah yang sedang hilang akal?

Satu-dua orang yang waras tak yakin lagi bahwa mereka waras. Akibatnya, mereka lompat pagar; bergabung ke komunitas melodi kejahatan. Menyangka bahwa paduan suara satanikal itulah yang benar.

Para pembelot itu pun ikut hanyut dan kemudian bersatu dalam melodi. Melodi kejahatan.

*Penulis: Syari Usman, wartawan senior