Covid-19 dan Kejahatan Geopolitik

Trump yang menentang globalitas dengan cara yang lebih memalukan dengan menyalahkan Cina atas wabah Covid-19, lagi-lagi memilih ketegangan antagonistik daripada menyuarakan solidaritas antarnegara dan kerja sama yang saling menguntungkan. Memang bagi AS, Cina selama ini dianggap sebagai musuh.

Mestinya negara-negara berdaulat bisa membangun koordinasi kebijakan dan kolaborasi dengan cara internasionalisme, serta menunjukkan apresiasi konkret dari manfaat praktis dan berprinsip pada penghormatan, empati, keramahan, dan solidaritas kemanusiaan.

Implikasi geopolitik COVID-19 memang sulit untuk diramalkan, terlebih mengenai evolusi masa depan situasi global dari sudut pandang geopolitik. Namun dengan banyaknya informasi dari para pakar atau analis, maka sampailah pada satu kesimpulan bahwa pandemi Covid-19 telah mengguncang perekonomian di banyak negara.

Bahkan setelah gelombang epidemi berlalu, banyak negara di dunia akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan ke kondisi normal dan bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan saat ini. Negara-negara yang dirugikan oleh destabilisasi di hampir setiap lini kehidupan akibat epidemi tersebut merasakan beratnya untuk memulihkan konsisi negara terkait kelangsungan hidup finansial dan ekonominya. (end/GRI)

Sudarto Murtaufiq, peneliti senior Global Future Institute