Indonesia Tanpa Cina, Kenapa Tidak?

Dari kenyataan itu, kita harus kembali dalam konteks pameo di atas dan Profesor Ali Mustafa Yaqub –mantan Imam Besar masdjid Istiqlal menegakan, bahwa ungkapan “tuntulah ilmu sampai ke negeri China” tidak boleh lagi disebut sebagai hadit, meskipun kalangan masyarakat awam menganggapnya seperti hadis. Paling bagus, ungkapan itu hanyalah sebuah kata-kata mutiara.

Boleh jadi, karena begitu cepatnya kata mutiara ini menyebar, lama-kelamaan hal ini dianggap hadist. Kita tetap harus selalu kritis, bahwa peran China di Indonesia harus selalu kita curigai dan tidak langsung menjadikan China segala-galanya buat republik ini. Karena tipu daya investasi pasti lebih berbahaya dari pada perang militer itu sendiri.

Himawan Sutanto

Aktivis 1980-an