Video Pendek Dari India

Data terakhir per 1 Mei, jumlah yang terpapar 19.164.969 orang, yang meninggal 211.853 orang. Hingga tanggal 1 Mei, jumlah penderita di seluruh dunia mencapai 152,025.280 orang; dan yang meninggal 3.193.937 orang.

AS tetap menduduki peringkat pertama (33.103.280), lalu India (19.164.969), Brasil (14.665.962), Perancis (5.616.689), dan Indonesia pada urutan ke-18 dengan jumlah penderita 1.668.368 orang, terbesar di Asia Tenggara.

Selama seminggu antara 18-25 April, dilaporkan 2,24 juta kasus baru. Ini jumlah tertinggi yang dicatat oleh negara mana pun dalam periode tujuh hari. Jumlah yang meninggal pun, menurut Kementerian Kesehatan India, meningkat hampir dua kali lipat dibanding seminggu sebelumnya (8.588 kematian) menjadi 16.257 kematian.

Kematian pertama di India karena Covid-19 terjadi pada 12 Maret 2020, di negara bagian selatan Karnataka. Butuh lima bulan untuk mencapai 50.000 orang. Pada bulan Oktober angkat kematian tercatat 100.000. Dan, pada bulan Januari 2021, sudah 150.000 orang meninggal. Setelah itu meningkat tajam, sehingga Rabu lalu tembus 200.000 orang.

Angka-angka itu berbicara.

II

Yang menarik, angka kematian yang dirilis bukanlah angka yang sesungguhnya.

“Tampaknya ada perbedaan besar antara catatan resmi kematian karena Covid-19 dan laporan kremasi serta penguburan,” kata Gautam Menon, seorang profesor fisika dan biologi di Universitas Ashoka, seperti dikutip Deutsche Welle, Senin (26/4).

Kata Gautam Menon, angka sebenarnya ditekan.

“Jumlah kematian, mungkin 5 hingga 10 kali lipat dari jumlah resmi. Bersama dengan kasus yang tidak dilaporkan dan rasio positif tes yang besar yang kami lihat di seluruh negeri, skala sebenarnya dari pandemi mungkin jauh lebih buruk.”

Menurut laporan BBC News (28/4/2020), menghitung kematian di rumah sakit saja tidak akan cukup untuk mendapatkan jumlah akurat kematian akibat Covid-19. Mencoba mendapatkan angka kematian dari krematorium dan tempat pemakaman sama sulitnya. Banyak jenazah India dikremasi di tempat terbuka di daerah pedesaan. Layanan pemakaman hanya melayani sebagian kecil populasi.

Setiap tahun, di India sekitar 10 juta orang meninggal. “The Million Death Study” menemukan bahwa beberapa kematian dianggap remeh (India hanya memiliki 100.000 kematian dini akibat HIV pada tahun 2005, sekitar seperempat dari total yang diperkirakan oleh WHO) dan beberapa di antaranya terlalu tinggi (lima kali lebih banyak kematian akibat malaria seperti yang diperkirakan WHO). Juga, menurut pengakuan pemerintah, hanya 22 persen kematian di India yang bersertifikat medis.

Hal itu terjadi karena kurangnya sistem pencatatan kematian yang efektif di banyak negara bagian. Kata Jacob John, ahli virus terkenal (Deutsche Welle, 26/4), pencatatan kematian di India buruk. Pemerintah hanya memiliki sedikit data untuk menanggapi dampak Covid-19 pada sebagian besar populasi yang tinggal di daerah pedesaan. India tidak memiliki sistem kesehatan masyarakat. Karena itu, penyebab kematian jarang dicatat. Dan, sekarang ini, apakah meninggal karena Covid-19 atau sebab lain, tidak jelas.