Dalam Satu Hari, Pasukan Zionis Bunuh 20 Warga Palestina dan Seorang Jurnalis

Sekitar 20 orang, termasuk anak-anak dan seorang juru kamera Reuters menjadi korban serangan keji pasukan Zionis Israel ke Jalur Ghaza, Rabu (16/4).

Laporan televisi Aljazeera menyebutkan, 14 warga Ghaza, dua di antaranya anak-anak gugur, setelah helikopter-helikopter tempur Israel menembakkan misil-misilnya ke kamp pengungsi al-Bureij di selatan Jalur Ghaza. Korban lainnya adalah Shana Fadel, 23, juru kamera Reuters.

Shana baru saja hendak keluar dari mobilnya, ketika misil Israel menghantam mobil tersebut, sehingga Shana dan dua orang yang berada di lokasi kejadian tewas seketika. Padahal mobil Shana sudah diberi tanda dengan tulisan "TV" dan "Press" dengn huruf yang besar-besar, tapi tetap menjadi sasaran misil Israel.

Atas insiden itu, juru bicara militer Israel cuma menyatakan penyesalannya dan mengatakan bahwa ada perang yang sedang berlangsung untuk melawan para teroris yang ekstrim dan berbahaya. Yang dimaksud teroris oleh rejim Zionis Israel adalah para pejuang Palestina. "Para pekerja media dan warga sipil membahayakan diri mereka sendiri dengan masuk ke zona pertempuran, " kata jubir militer Israel.

Sementara itu, dalam pertempuran antara pejuang Hamas dan pasukan Israel di perbatasan Nahal Oz, lima pejuang Hamas gugur. Sedangkan di pihak Israel, tiga tentaranya tewas dan tiga tentara lainnya luka-luka. Hamas menyatakan membunuh tentara-tentara Zionis itu dalam sebuah penyergapan yang dilakukan sayap militernya, Brigade Izzudin al-Qassam.

Seorang pejuang Palestina juga gugur dan tiga orang lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel ke utara Ghaza. Di timur kota Ghaza, pasukan Zionis menghancurkan sebuah masjid dan merusak pohon-pohon zaitun milik warga Palestina.

Hamas dan Carter

Bersamaan dengan agresi militer Israel ke sejumlah wilayah di Jalur Ghaza hari Rabu kemarin, dua wakil Hamas berangkat ke Kairo, Mesir untuk bertemu dengan mantan presiden AS, Jimmy Carter. Pertemuan dilakukan di Mesir, karena Israel menolak kehadiran Carter di wilayah pendudukannya di Palestina.

"Saya tidak mendapatkan izin untuk pergi Ghaza. Saya sudah mengajukan permohonan tapi ditolak, " kata Carter

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, dua utusan Hamas yang dikirim ke Kairo adalah Mahmud Zahar dan Said Siam. Dua tokoh Hamas yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri dalam negeri pemerintahan Hamas.Sebelumnya, Carter juga bertemu dengan kepala biro politik Hamas, Khalid Mishaal di Damaskus.

Carter mengatakan, ia berusaha untuk membujuk Hamas, agar mau menerima kesepakatan damai meski Hamas berbeda pendapat dengan Israel dan Fatah. "Tapi saya bukan seorang negosiator. Saya hanya berusaha memahami perbedaan itu dan berupaya untuk berkomunikasi, " kata Carter. (ln/iol/aljz)