Kemendagri Gaza Kecam Pembunuhan Sejumlah Polisi Gaza Tengah, Sebut Penjajah Sebarkan Kekacauan

3,000 Palestinian Authority police to redeploy to Gaza in unity deal | The  Times of Israel

Eramuslim.com – Kementerian Dalam Negeri Gaza mengecam serangan penjajah ‘Israel’ yang membunuh Direktur Investigasi Kepolisian Gaza Tengah beserta pengawalnya saat mereka menjalankan tugas pada hari Ahad (19/5/2024) pagi.

Kementerian tersebut mengidentifikasi sang direktur sebagai Kolonel Zaher al-Houli. Empat petugas polisi lainnya juga syahid terbunuh oleh serangan pasukan ‘Israel’ di kamp pengungsi Nuseirat, Ahad (19/5/2024) malam.

“Penargetan berulang kali terhadap petinggi dan anggota kepolisian bertujuan untuk menyebarkan kekacauan di dalam masyarakat Palestina,” tegasnya.

“Kami menegaskan kembali bahwa polisi adalah badan sipil yang dilindungi hukum internasional dan pembunuhan terhadap petugas kepolisian tidak dapat dibenarkan.”

Pada bulan Februari, negara palsu ‘Israel’ menargetkan sebuah kendaraan yang membawa enam petugas polisi Palestina di kawasan Khirbat al-Adas di Rafah, dan menewaskan mereka seketika.

Saksi mata mengatakan bahwa para petugas sedang mengamankan jalur truk yang membawa bantuan tepung ketika pesawat penjajah ‘Israel’ menyerang mobil mereka, hingga penumpangnya tercabik-cabik.

UAW Serukan Mogok Kerja Massal 

Serikat pekerja United Auto Workers (UAW), yang mewakili 48.000 pascasarjana dari seluruh universitas di California, telah mengorganisir aksi mogok untuk memprotes perlakuan keras terhadap demonstran yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Serikat pekerja tersebut meminta para alumni University of California (UC) di Santa Cruz untuk melakukan mogok kerja pada hari Senin (20/5/2024), dan mengatakan untuk bersiap dalam kampanye pemogokan selanjutnya.

“Selama berbulan-bulan, para pekerja di seluruh California memprotes pembantaian, kehancuran, dan derita kemanusiaan di Gaza,” ucap Rafael Jaime, presiden UAW 4811, dalam sebuah pesan video.

“Selama dua pekan terakhir, UC telah membiarkan kekerasan dan intimidasi yang memalukan terhadap anggota komunitas akademis kami yang menggunakan hak mereka untuk melakukan protes,” lanjut Douglas Grion Filho, yang juga mewakili serikat pekerja tersebut. (Aljazeera/SahabatAlAqsha)

Beri Komentar