Monumen Mavi Marmara Akan Jadi Program Resmi Pemerintah di Gaza

Monumen Mavi Marmara Akan Jadi Program Resmi Pemerintah di Gaza

Ketua Gaza Islamic Society, Abdulrahim Shebab pada hari Minggu kemarin (5/8) mengatakan bahwa Monumen Mavi Marmara akan dimasukkan dalam program resmi bagi pemerintahan di Gaza.

Berbicara kepada kantor berita Anadolu (AA) tentang pentingnya Monumen Mavi Marmara untuk Gaza, Shebab menekankan bahwa “segalanya berubah setelah Mavi Marmara”.

“Setelah insiden Mavi Marmara, organisasi bantuan internasional menempatkan lebih sering Gaza pada agenda mereka. Banyak negara mulai bekerja untuk Gaza dan jumlah bantuan datang ke Gaza terus meningkat,” Shebab menegaskan.

“Pada saat itu pasukan Israel menyerbu kapal bantuan Mavi Marmara, Gaza berada dalam situasi yang sangat sulit. Gaza menghadapi embargo serius. Kami mencari cara untuk mengatasi embargo. Kami tidak bisa mengobati luka dan memperbaiki bangunan kami. Anak-anak kami harus berurusan dengan penyakit. Kami tidak bisa bepergian ke Mesir.Kami tidak bisa melakukan operasi di Gaza. Kami tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan warga kami. Mesir membuka Gerbang Perbatasan Rafah hanya sekali setiap tiga bulan. Situasi demikian menyebabkan kesulitan besar bagi penduduk Gaza,” kata Shebab.

“Setelah insiden Mavi Marmara, Gerbang Perbatasan Rafah tetap terbuka untuk semua kebutuhan mendesak. Salah satu kontribusi insiden Mavi Marmara adalah bahwa orang akan mengingat jalur laut. Di masa lalu, tidak ada yang bisa tiba di sini melalui laut. Kapal tertentu datang ke Gaza setelah memperoleh izin. Insiden Mavi Marmara membantu masalah Gaza menjadi item nomor satu dalam agenda internasional. Aksi protes berlangsung di seluruh dunia setelah insiden Mavi Marmara,” tegas Shabaab.

“Monumen Mavi Marmara telah dimasukkan dalam program resmi pemerintahan Gaza Setiap kali tamu asing datang ke Gaza,” Shebab juga mengatakan.

Sembilan aktivis di kapal bantuan Mavi Marmara tewas oleh pasukan Israel dalam serangan mereka dilakukan pada 31 Mei 2010 lalu di perairan internasional Laut Mediterania. Mavi Marmara merupakan bagian dari “Armada Kebebasan Gaza” yang termasuk dari total enam kapal. Banyak aktivis lainnya terluka dalam serangan tersebut.(fq/wb)