Pemimpin Sayap Militer Jihad islam Tewas Setelah Baku Tembak dengan Polisi Hamas

jihad islamKelompok Jihad Islam saat ini terganggu hubungannya dengan Hamas , setelah hari Minggu kemarin seorang komandan sayap militernya tewas karena saling baku tembak dengan polisi Hamas , pemimpin Jihad Islam katakan kepada AFP.

“Jihad Islam hari ini ditangguhkan kontaknya dengan Hamas setelah polisi melepaskan tembakan kemarin (Sabtu) pada salah satu komandan Brigade Al-Quds, Raed Jundiya, 38, menimbulkan luka serius hingga  ia meninggal pagi ini,” kata pemimpin Jihad Islam itu.

Menurut wikipedia, gerakan Jihad Islam dikenal juga dengan jejaring dukungan dana dari  link Teheran – Damaskus , anggota gerakan jihad islam pun terdiri dari kelompok Syiah dan Muslim.

Dalam sebuah pernyataan, sayap militer Jihad Islam mengatakan: “Raed Jundiya hari ini wafat karena luka yang dideritanya kemarin ketika polisi Gaza menembaknya di kepala di depan rumahnya.

“Pembunuhan Raed Jundiya merupakan layanan utama untuk Zionis, benar-benar gratis, baik disengaja atau tidak, karena martir itu, seperti semua orang tahu, dia berada di bagian atas daftar sasaran Zionis , karena ia memimpin Brigade “Unit roket.”

Keluarga Jundiya mengatakan laporan patologis menegaskan ia meninggal karena luka yang disebabkan oleh peluru polisi Hamas.

Juru bicara pemerintah Hamas Ihab al-Ghussein mengatakan: “Saya berharap semua orang dapat  menunggu hasil dari komisi penyelidikan yang telah mulai bekerja.”

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan “Hubungan antara Hamas dan Jihad Islam,  memiliki ikatan yang kuat.”

Kementerian dalam negeri mengatakan , Jundiya awalnya menembaki polisi, sehingga mendorong mereka untuk menanggapi serangan tersebut.

Belum diketahui asal penyebab kejadian baku tembak tersebut.

Jihad Islam mengklaim memiliki 8.000 pejuang di sayap militernya, menjadi kelompok bersenjata terbesar kedua di Gaza setelah Hamas.

Sedangkan faksi Salafi berada di posisi tiga.  Jihad Islam telah menghormati gencatan senjata yang ditengahi Mesir antara Hamas dan Israel setelah delapan hari konflik yang mematikan pada November tahun lalu. (Arby/Dz)