PM Otoritas Palestina Siap Mundur Jika Rakyat Menghendaki

PM Otoritas Palestina Siap Mundur Jika Rakyat Menghendaki

Perdana Menteri dari Otoritas Palestina Salam Fayyad pada Kamis kemarin (6/9) mengatakan bahwa ia bersedia untuk mengundurkan diri jika publik menuntut, setelah tiga hari aksi protes jalanan mengecam tingginya biaya hidup di Tepi Barat yang diduduki.

Harga BBM yang meningkat sekitar 5 persen memicu demonstrasi di kota-kota Palestina Ramallah, Jenin dan Hebron, di mana demonstran membakar patung Fayyad, yang memimpin kebijakan ekonomi.

“Jika ada permintaan publik yang nyata dan jika itu akan memecahkan masalah ekonomi, maka saya tidak akan ragu untuk mundur, atau akan saya menunda itu,” kata Fayyad kepada wartawan di Ramallah.

Teriakan demonstran bergema seperti layaknya demonstrasi Musim Semi Arab, di mana kerumunan massa menyerukan Fayyad untuk “Mundir,” dan menuduh mantan pejabat IMF tersebut melakukan korupsi dan membuat kebijakan yang berbahaya bagi kaum miskin.

Sangat tergantung pada bantuan ekonomi, Palestina di Tepi Barat sedang menghadapi krisis finansial akibat penurunan bantuan dari pendukung dari Barat dan negara teluk kaya, serta adanya pembatasan Israel terhadap perdagangan.

Otoritas Palestina (PA) saat ini bergulat dengan defisit berulang dan utang luar negeri.

Krisis uang tunai membuat PA melakukan penundaan pembayaran gaji untuk sekitar 153.000 PNS beberapa kali tahun ini. Fayyad mengatakan dia tidak tahu kapan uang akan tersedia untuk membayar gaji bulan lalu.

Perencanaan yang buruk dan kontrol Israel yang kaku telah menyebabkan pertumbuhan Palestina dari 9 persen pada 2010 turun hingga setengahnya. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menemukan 72 persen responden Palestina di Tepi Barat berpikir lembaga PA yang paling korup.(fq/reu)