Qatar Ungkap Drama Permainan Kekuasaan di Dunia Arab

“Dunia melihat berita dan gambar dari wilayah saya yang penuh dengan drama dan perselisihan. Zaman kegelapan dari pemikiran tertutup, totalitarianisme dan agresi telah terjadi. Timur Tengah beralih dari pusat konektivitas dan pencerahan menjadi daerah yang kacau. Selama masa agresi, ekstremisme telah berkembang,” ujarnya.

Sheikh Al Thani menuding pihak-pihak ini sedang mencari dominasi untuk memusatkan kekuasaan dengan mengintimidasi negara-negara kecil agar mau tunduk kepada mereka. Dan menurutnya masa kegelapan seperti itu tidak terjadi di masa lalu.

Keempat negara tersebut bisa menggunakan intimidasi yang tidak terkendali seperti membungkam pembangkang, menciptakan krisis kemanusiaan, mematikan komunikasi, memanipulasi pasar keuangan, menggertak negara-negara yang lebih kecil, memeras, membuat pemerintah terpecah belah, meneror warga negara, mempersenjatai pemimpin negara lain dan menyebarkan propaganda.

Seperti dalam kasus pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri, Sheikh Al Thani menilai hal itu sebagai intervensi Arab Saudi terhadap urusan dalam negeri Lebanon. Dan juga upaya untuk menggoyang keseimbangan kekuasaan musuh geopolitik Arab Saudi, yaitu Iran di wilayah tersebut.

Perdana Menteri Lebanon tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada 4 November dalam pidato di televisi dari Arab Saudi dengan alasan ada dugaan rencana untuk membunuhnya. Pengunduran diri Hariri pun tidak diterima Presiden Lebanon Michel Aoun. Ia menuduh Hariri ditahan oleh Riyadh. (Rol/Ram)