Kisah Inspiratif: Imam Bukhari, Gigih Mencari Ilmu hingga Jadi Ulama Hadits

Eramuslim – IMAM Bukhari memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah al Bukhari. Ia lahir pada Syawal, salah satu bulan istimewa bagi umat Islam.

Mengutip dari iNews.id, Selasa (2/6), berdasarkan buku Biografi Imam Bukhari karangan Hanif Luthfi, disebutkan bahwa Imam Bukhari tepatnya lahir pada 13 Syawal 194 Hijriah atau 21 Juli 810 Masehi di Bukhara atau Buxoro, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan.

Ayahnya adalah Ismail, seorang ulama yang salih. Bukhara yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr memang banyak melahirkan ilmuwan Muslim.

Ketika Al Bukhari masih kecil, ayahnya meninggal, sehingga ibunya merawat dan mendidiknya seorang diri. Biaya pendidikannya didapat dari harta peninggalan ayahnya.

Ismail, ayah dari Al Bukhari, tampaknya sejak awal suka dan cenderung ke hadis Nabawi. Ketika pergi haji pada tahun 179 Hijriah, atau 15 tahun sebelum Al Bukhari lahir, Ismail menyempatkan diri menemui tokoh-tokoh ahli hadis seperti Imam Malik bin Anas (wafat 179 Hijriah), Abdullah bin Al Mubarak (wafat 181 Hijriah), Abu Mu’awiyah bin Shalih, dan lain-lain.

Tidak berselang lama Ismail wafat ketika Al Bukhari masih kanak-kanak. Sebuah perpustakaan pribadi ditinggalkannya untuk Al Bukhari di samping semangat untuk mengaji hadis.

Dalam keadaan yatim, Al Bukhari lalu diasuh oleh ibunya dengan kasih sayang. Dibimbingnya untuk menyintai buku-buku peninggalan ayahnya. Bersama-sama kawan sebayanya, Al Bukhari belajar membaca dan menulis Alquran serta hadis.

Al Bukhari ketika kecil mengalami rasa sakit yang teramat di kedua matanya, hingga akhirnya mengalami kebutaan.