Al-Qur’an Telah Jelaskan Bulan Awalnya Bersinar seperti Matahari Lalu Mati

Menurut Anda, siapakah yang menyampaikan fakta ini kepada Muhammad? Suatu fakta yang membutuhkan pesawat-pesawat antariksa, satelit-satelit buatan dan analisis geologis untuk mengetahuinya. Suatu fakta yang baru terungkap 10 tahunan yang lalu. Mahasuci Allah- Yang Maha Mengetahui dan Mahabijaksana—yang telah berfirman,

وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Dan Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepadamu. Dia Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.” (An-Nur: 18)

Badan Antariksa Amerika (NASA) menyebutkan, pada saat ini di bulan terjadi aktivitas gempa kecil-kecilan dan sedikit letupan panas. Fakta ini mengisyaratkan bahwa sebagian besar aktivitas di dalam perut bulan telah berhenti sejak lama sekali. Sebagaimana diketahui, pada miliaran tahun yang lalu, bulan tunduk pada suatu benda yang sangat panas (terang). Akibatnya, terjadi pembelahan kulit luar.

Kemudian, ia tunduk pada letupan-letupan yang berasal dari lahar gunung berapi. Beberapa miliar tahun terakhir sejak ia terbentuk, bulan berjalan dengan tenang tanpa ada aktivitas geologis di dalamnya, kecuali bertubi-tubinya hantaman dari meteor dan meteoroid.

Para ilmuan masa kini meyakini bahwa bulan adalah hasil dari tabrakan bumi kuno dengan planet lain yang lebih kecil dan lebih tua pada 4,6 miliar tahun yang lalu. Tabrakan maut itu memuntahkan materi-materi berupa asap yang berbentuk gumpalan dan mengelilingi bumi. Asap itu kemudian mendingin dan mengerut menjadi tetes-tetes air yang kemudian membeku menjadi bulan.

Sisi kemukjizatan yang terdapat pada ayat Alquran di atas ialah adanya petunjuk bahwa bulan pada mulanya bersinar dan bercahaya, kemudian cahaya itu lenyap, dan bulan menjadi gelap. Allah berfirman, “Kemudian Kami hapuskan tanda malam”, yaitu bulan. Fakta inilah yang ditemukan melalui gambar-gambar yang dicitrakan satelit-satelit buatan dan studi-studi geologis terhadap permukaan bulan pada abad ke-20. (okz)