Pengaruh Dosa dalam Kehidupan

Karena itu, pelaku Dosa biasanya akan menikmati keuntungan dari hasil prilakunya sesaat, dan kerugiannya sepanjang hayat. Rasulullah SAW bersabda, ”Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau hal itu diketahui orang lain.” (HR Ahmad bin Hanbal).

Perbuatan Dosa , bukan hanya berakibat kepada si pelaku, melainkan bisa juga berakibat buruk bagi lingkungan sekitar. Baik itu berakibat pada kemaslahatan maupun keamanan masyarakat. Terlebih apabila perbuatan dosa telah merajalela terjadi di segala sektor kehidupan manusia, akibatnya terjadi kekacauan dan kehancuran.

Dalam Alquran Allah SWT menceritakan beberapa negeri atau kerajaan yang hancur karena penyimpangan dan penyelewengan atau perbuatan Dosa yang merajalela, seperti kaum Tsamud (suku bangsa Arab yang sudah punah, yang diperkirakan hidup pada abad ke-8 SM), umat Nabi Luth, yang diazab karena kedurhakaan, begitu juga umat Nabi Nuh yang ditenggelamkan.

Ini semua terjadi semata-mata akibat dari perbuatan Dosa yang kelewat batas, ”Allah tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” (QS at-Taubah [9] : 70).

Para ulama menjelaskan semua perbutaan Dosa tersebut sama sekali tidak berasal dari fitrah manusia. Manusia menurut fitrahnya lebih condong berbuat kebajikan daripada kejahatan.

Diriwayatkan, jika manusia dihadapkan pada pemilihan alternatif mengerjakan Dosa atau kebajikan, menurut fitrahnya niscaya ia akan memilih kebajikan. Karena pada dasarnya manusia bersifat suci atau baik (HR Baihaqi). Kalaupun ada yang masih melakukan dosa, itu semata-mata kelemahannya dalam mempertahankan benteng kebajikan. (rol)